REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga Agustus 2016, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan pada Program Jangkau, Sinergi, dan Guideline (Jaring) hingga Rp 1,33 triliun, dengan total outstanding penyaluran sebesar Rp 2,47 triliun sejak program Jaring diluncurkan.
Jaring merupakan program yang digulirkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2015 dan dimaksudkan menjawab kebutuhan masyarakat terhadap informasi tentang database Kelautan dan Perikanan, skim pembiayaan, pemetaan risiko bisnis, dan dukungan regulasi dari otoritas terkait.
Menurut Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas, komitmen perseroan dalam mendukung program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan dan pelaku usaha lain di sektor ini.
“Kami terus meningkatkan peran aktif dalam mengembangkan sektor perikanan domestik agar mampu mendukung kemandirian ekonomi nasional,” ujar Rohan, di Jakarta, Kamis (13/11).
Menurut Rohan, komitmen kuat perseroan dalam mendukung program Jaring juga terlihat dari meningkatnya pembiayaan yang disalurkan sejak diluncurkan. Pada sepanjang tahun lalu, pinjaman program Jaring yang disalurkan perseroan mencapai Rp 1,14 triliun.
Rohan mengatakan, upaya penguatan dukungan ke program Jaring juga dilakukan melalui pengelolaan atau mitigasi risiko yang ada, seperti pemilihan fokus pembiayaan ke depan dengan titik berat pada subsektor pengolahan yang dapat memberikan nilai tambah bagi komoditas perikanan. "Kami akan mengarahkan 60-70 persen pembiayaan perikanan di subsektor ini,” katanya.
Sementara untuk subsektor Perikanan Tangkap, ujarnya, Bank Mandiri akan menekankan pada penyaluran pembiayaan dengan target nelayan binaan dari nasabah korporasi perseroan. “Kami berharap langkah-langkah tersebut dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada, seperti mengenai tingginya risiko pembiayaan kepada nelayan karena faktor cuaca dan minimnya akses nelayan ke perbankan,” kata Rohan.