REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sekitar 30 siswa sekolah dasar (SD) ikut dalam aksi unjuk rasa di Medan Labuhan, Medan, Kamis (13/10). Mereka memblokir jalan di Simpang Kantor, Jalan Titi Pahlawan bersama puluhan warga Medan Labuhan lain.
Aksi ini digelar sebagai bentuk protes atas kerusakan jalan dan banjir yang kerap melanda permukiman mereka. Pemblokiran ini pun sempat membuat jalanan macet panjang.
Dalam aksi tersebut, para siswa SD membawa berbagai karton bertuliskan tuntutan. Mereka meminta agar pemerintah segera memperbaiki jalan dan drainase sehingga mereka terbebas dari banjir.
"Bapak yang terhormat, berbulan-bulan kami menderita, sebentar belajar sebentar tidak belajar. Apakah bapak/ibu tega melihat mereka begini. Janganlah jadi ABS (asal bapak senang)/AIS (asal ibu senang) sedangkan orang lain menderita," demikian tulisan pada poster yang dibawa salah seorang siswa.
Camat Medan Labuhan Arrahman Pane pun langsung turun ke lokasi untuk bertemu para siswa dan warga. Ia memberikan pemahaman mengenai status jalan dan kewenangan dalam memperbaiki jalan tersebut.
"Itu kan statusnya jalan provinsi, jadi kewenangannya ada di Pemprov Sumut. Tapi namanya warga kan yang mereka tahunya jalan dan drainase mereka harus diperbaiki agar tidak banjir," kata Arrahman.
Meski begitu, Arrahman mengatakan, pihaknya akan menyurati Dinas Bina Marga Provinsi Sumut terkait tuntutan warga tersebut. Surat akan dikirimkan dengan melampirkan tanda tangan seluruh warga yang mendesak agar jalan dan drainase diperbaiki.
"Saya sudah perintahkan kepala lingkungan (Ketua RT) mengumpulkan tanda tangan sebagai bentuk dukungan agar jalan diperbaiki. Kalau sudah terkumpul, besok suratnya akan langsung kami layangkan," kata dia.