Kamis 13 Oct 2016 19:30 WIB

Kebijakan Sultan Agung dan Stabilitas Umat

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
Pulau Jawa
Foto: IST
Pulau Jawa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu contoh peran penting kerajaan Islam di Jawa dalam dakwah Islam bisa dilihat dari eksistensi Kerajaan Mataram.  Di bawah kekuasaan Sultan Agung yang merupakan raja ke-3 (1613-1645), meski berada di bawah tekanan politik, tapi Sultan Agung tetap berhasil memperluas kekuasannya sampai keluar wilayah Jawa, hampir seluruh pulau Jawa dikuasai Kerajaan Mataram, kecuali Banten.

(Baca: Peran Kerajaan dalam Dakwah Islam di Jawa)

Salah satu keberhasilan Sultan Agung dalam memperluas wilayah kekuasaannya adalah melalui kebijakan politiknya yang arif demi keutuhan dan kejayaan sebuah negara serta masyarakat di dalamnya. Tanpa ekonomi yang baik, militer kerajaan tidak akan menjadi kuat.

G Moedjanto dalam Sultan Agung, Keagungan dan Kebijaksannya mengatakan, kebijakan ekonomi Sultan Agung terdiri dari tiga macam, pertama meningkatkan pertanian dengan lebih dahulu mendistribusikan tanah, membentuk forum komunikasi bagi para petani, membangun bendungan beserta saluran airnya, dan intensifikasi tanaman padi disertai pemberian modal untuk memperbanyak produksi beras dalam pertanian.

Kedua, membentuk petugas pajak dan menentukan besaran pajak yang harus diserahkan kepada kerajaan. Ketiga, membentuk lembaga keuangan yang mengurusi segala pemasukan untuk kas kerajaan.

Melalui ekonomi yang baik, Mataram dapat menguasai sebagian besar wilayah Jawa, kecuali Banten dan Batavia, yang terbagi menjadi empat wilayah bagian, yaitu Kutagara, Negara Agung, Mancanegara, dan Pasisiran.

Mataram juga mampu menancapkan kekuasaannya di wilayah luar Jawa, seperti Madura, Palembang (Sumatra), Sukadana, dan Banjarmasin (Kalimantan), serta Makassar (Sulawesi).

Pemasukan kekayaan kerajaan didapat melalui aktivitas perekonomian yang ditarik dari pajak, yaitu pajak penduduk, pajak tanah (sebagian besar dari pertanian), pajak upeti, dan pajak bea cukai barang dan jasa dari kegiatan perdagangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement