REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Raja Thailand Bhumibol Adulyajed (88 tahun) akhirnya menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis, (13/10). Kepergian Bhumibol mengakhiri tujuh dekade kepemimpinannya sebagai raja.
Saat mendengar rajanya mangkat, banyak warga Thailand yang berlutut di jalan sebagai bentuk rasa duka cita. Beberapa orang terlihat diam bahkan menangis setelah mendengar berita menyedihkan itu. Istri Raja Bhumibol, Ratu Sirikit juga menderita penyakit yang serius.
Seperti dilansir The Guardian, mereka memiliki tiga anak namun hanya satu yang laki-laki. Anak laki-lakinya bernama Pangeran Maha Vajiralongkorn. Namun ia tak memiliki kekuatan yang besar seperti ayahnya dan dikhawatirkan jika naik tahta akan menimbulkan kerusuhan di Thailand.
Raja Bhumibol menjadi pemersatu dan bapak negara bagi Thailand. Ia telah berulang kali dikudeta sejak ia naik tahta pada 1946 saat berusia 18 tahun.
Selama ia memimpin kerajaan terjadi 20 kali kudeta. Terakhir saat junta militer mengkudeta kerajaan pada Mei 2014. Namun monarki tetap dibiarkan ada.
(Baca Juga: Massa Berkumpul Doakan Kesehatan Raja Thailand)
Raja Bhumibol sukses melakukan negosiasi dengan para pemimpin militer berkali-kali untuk meletakkan demokrasi di Thailand. Meskipun akhirnya menyerahkan Thailand kepada militer.
Selama sakit, Raja Bhumibol telah diobati dokter karena di otaknya terdapat cairan. Ia juga menderita infeksi paru-paru. Kerajaan menyatakan kondisinya memang tak stabil akhir-akhir ini.n dyah ratna meta novia