Jumat 14 Oct 2016 02:32 WIB

Masih Dirundung Duka, Pangeran Thailand Minta Penobatannya Ditunda

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Reiny Dwinanda
Putri Thailand Maha Chakri Sirindhorn (kiri) dan Pangeran Mahkota Maha Vajiralongkorn.
Foto: Dylan Martinez/Reuters
Putri Thailand Maha Chakri Sirindhorn (kiri) dan Pangeran Mahkota Maha Vajiralongkorn.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK - Putra Mahkota Thailand Pangeran Maha Vajiralongkorn meminta penobatannya sebagai raja ditunda. Penundaan penobatan disampaikannya kepada Perdana Menteri Thailand karena ia merasa masih dirundung duka selepas kepergian ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej. "Putra Mahkota meminta waktu mempersiapkan diri sebelum dinobatkan sebagai raja baru," ujar Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-O-Cha.

Vajiralongkorn adalah pewaris kerajaan Thailand. "Pangeran masih ingin meratapi kepergian raja bersama dengan rakyat Thailand," kata Prayut, dikutip dari Daily Mail.

Baca juga: Pangeran Vajiralongkorn akan Gantikan Raja Bhumibol Adulyadej

Vajiralongkorn yang saat ini berusia 64 tahun dikenal sebagai sosok yang tempramental. Ia telah tiga kali menikah dan rumah tangganya berakhir dengan perceraian. Vajiralongkorn juga pernah terjerat masalah keuangan di pemerintahan Thailand.

Raja Bhumibol, yang memegang kekuasaan monarki terlama di dunia, tutup usia pada Kamis (13/10), di Bangkok, dalam usia 88 tahun. Ia menjabat sebagai raja selama 70 tahun dan sangat dihormati oleh rakyatnya.

Baca juga: Raja Thailand Embuskan Napas Terakhir

Pemerintah Thailand menyatakan, negara tersebut akan memiliki masa berkabung selama satu tahun. Semua hal yang bersifat hiburan akan disetop selama 30 hari.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement