Jumat 14 Oct 2016 08:27 WIB

Kerajaan Saudi dan Turki Sesalkan Dewan Keamaan PBB

Rep: c62/ Red: Damanhuri Zuhri
Kehancuran di Aleppo, Suriah.
Foto: AP Photo/Aleppo Media Center AMC
Kehancuran di Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman bin Abdul Aziz mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan Menteri Ekonomi Nihat Zeybekci di Riyadh, Kamis (13/10).

Dalam pertemuan yang berlangsung 30 menit itu membahas hubungan bilateral dan prospek kerja sama antara kedua negara di berbagai bidang terutama tentang Suriah.

Selain Raja Salman, Pertemuan ini dihadiri pula oleh Putra Mahkota Muhammad Bin Naif, wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri, Musaed Bin Muhammad Al-Aiban, menteri negara dan anggota kabinet, Adel Al-Jubeir, Menteri Luar Negeri serta dan beberapa pejabat senior di Kerajaan.

“Pertemuan ini dilakukan untuk membahas langkah perdamaian di Suriah yang dilanda perang,” kata Putra Mahkota Muhammad Bin Naif seperti dikutip Saudigazete, Jumat (14/10).

Dalam pertemuan itu para pejabat Kerajaan Saudi dan Pemerintah Turki juga mengutuk serang udara di Aleppo, Aleppo, secara membabi buta. “Kami juga  menyatakan penyesalan yang mendalam pada ketidakmampuan PBB untuk menghentikan serangan ini,” ujar Raja Salman.

Selain pihak Kerajaan Saudi dan pemerintah Turki yang menyesalkan Dewan Keamaan PBB yang tidak dapat mengatasi konplik internal, Dewan Penjaga Teluk atau GCC menyampaikan hal sama ketika melakukan pertemuannya beberapa hari lalu.

“Menteri Teluk dan rekan mereka Turki menyatakan penyesalan mendalam atas ketidakmampuan Dewan Keamanan PBB untuk membuat keputusan menghentikan kampanye udara dan pemboman warga sipil di Aleppo,” katanya

Beberapa hari ini, di Syuriah, pesawat-pesawat tempur Rusia dan Suriah telah mendukung skala besar serangan oleh pasukan pemerintah Suriah terhadap Aleppo timur yang dikuasai pemberontak. Lebih dari 70 warga sipil tewas, Selasa dan Rabu lalu, karena mendapat serangan udara dari rezim artileri di kabupaten Aleppo timur.

"Menteri mengutuk eskalasi operasi militer di Aleppo oleh rezim dan pendukungnya melalui serangan udara membabi buta terhadap penduduk sipil dan meruntuhkan infrastruktur," begitu sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada akhir pembicaraan GCC-Turki.

Selandia Baru, salah satu dari 10 anggota Dewan Keamanan PBB non-permanen, pada Rabu menyediakan rancangan resolusi yang menuntut diakhirinya serangan udara di Aleppo. Setelah melihat kegagalan Dewan Keamaan PBB untuk mengadopsi dua resolusi pada gencatan senjata di Suriah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement