REPUBLIKA.CO.ID, SAUDI ARABIA -- Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu dan Menteri Ekonomi Nihat Zeyvekci, di Riyadh, Kamis (13/10). Pertemuan tersebut meninjau terkait hubungan bilateral dan prospek kerja sama antar kedua negara di berbagai bidang.
Hadir dalam pertemuan tersebut Putra Mahkota Muhammad Bin Naif, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, Dr. Musaed Bin Muhammad Al-Aiban, Menteri Negara dan anggota Kabinet, Ade Al-Jubeir serta pejabar senior. Disamping itu, menteri luar negeri dari negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dan Turki juga melakukan pertemuan di Ibu Kota. Langkah perdamaian di Suriah menjadi topik pembahasan.
Dilansir Saudi Gazette, Jumat (14/10), pertemuan mengutuk serangan udara di Aleppo, Suriah yang membabi buta. Mereka menyatakan, penyesalan mendalam atas ketidakmampuan PBB menghentikan perang.
Pesawat milik Suriah dan Rusia melakukan serangan dengan skala besar ke Aleppo Timur yang dikuasi pemberontak. Lebih dari 70 warga sipil tewas pada Selasa dan Rabu akibat serangan tersebut.
“Menteri mengutuk eskalasi operasi militer di Aleppo oleh rezim dan pendukungnya melalui serangan udara membabi buta terhadap penduduk sipil dan infrastruktur,” dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di akhir pembicaraan GCC-Turki.
Selandia Baru yang merupakan salah satu dari 10 anggota Dewan Keamanan PBB nonpermanen menyajikan rancangan resolusi yang menuntut serangan udara di Aleppo dihentikan.