REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Perekonomian sejumlah negara di Asia Tenggara masih mengalami guncangan karena efek perdagangan global yang melemah. Singapura sebagai salah satu negara yang pertumbuhan ekonominya maju, hanya diperkirakan akan tumbuh sekitar 4,1 persen pada kuartal III 2016.
Dilansir Bloomberg, Jumat (14/10), 14 ekonom dari Bloomberg memprediksi Singapura tidak akan mendapatkan banyak keuntungan dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Bahkan ekonom lain melihat bahwa akan ada perlambatan pertumbuhan PDB yang naik 0,6 persen.
Nilai ini lebih lambat dibandingkan prediksi sebelumnya yang diperkirakan akan naik 1,7 persen. Hal tersebut karena sejumlah negara di Asia Tenggara masih berjuang menghadapi perlambatan ekonomi global.
Sebagai gambaran, pertumbuhan PDB yang didorong dengan nilai ekspor dan jasa mulai turun sejak 2014, terutama karena perlambatan dalam perdagangan global. Selain itu harga minyak dan gas yang terus turun membuat industri di sektor tersebut ikut lesu.
Langkah pemerintahan untuk menekan pembangunan properti dan menghentikan ekspansi tenaga kerja asing justru merugikan sejumlah industri terkait. Di sisi lain, industri manufaktur pun tengah mencoba untuk bangkit guna menjaga perekonomian pemerintahan lebih baik.