REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Anak-anak yang melarikan diri dari wilayah kekuasaan ekstremis di Hawijah, bagian utara Irak berakhir tragis. Mereka meninggal karena kehausan atau kena ledakan bom rakitan menurut laporan Save the Children, Kamis (13/10).
Hawijah, satu kota di Provinsi Kirkuk diduduki kelompok ISIS sejak 2014. Para ekstremis yang dipukul mundur dari daerah-daerah lain diyakini berkumpul di kota tersebut.
"Dalam beberapa hari terakhir, puluhan anak kehabisan air dan meninggal di sepanjang jalur pegunungan yang berbahaya atau tewas setelah menginjak ranjau rakitan," menurut laporan badan amal yang berbasis di Inggris, Save the Children.
"Satu keluarga beranggotakan lima orang, yang kini tinggal tiga, mengungkapkan mereka kehilangan dua anak mereka karena ledakan bom. Mereka tidak bisa membawa jenazah anak-anak itu karena khawatir ada ranjau-ranjau lain di sana,” kata pernyataan Save the Children yang dikutip Antara News.
Pasukan keamanan Irak sedang mempersiapkan operasi merebut kembali Mosul, ibu kota Provinsi Nineveh, dan operasi untuk merebut kembali Hawijah. Serangan di Mosul bisa memicu krisis kemanusiaan, dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan sekitar satu juta warga terancam harus mengungsi akibat pertempuran.