Jumat 14 Oct 2016 23:17 WIB

Djarot: Jangan Terpancing Isu Provokatif Jelang Pilkada

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saifut Hidayat.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saifut Hidayat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengimbau agar seluruh elemen masyarakat tidak terpancing dengan isu provokatif menjelang perhelatan Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Indonesia itu Bhineka Tunggal Ika, dan pasti manusianya menjunjung tinggi nilai-nilai kedamaian," kata Djarot dalam acara Malam Pilkada Aman dan Damai di Gor Bulungan, Jakarta, Jumat malam.

Ia juga mendukung setiap pasangan calon gubernur yang menghindari isu SARA serta lebih memilih bertarung secara gagasan. "Kita semua orang waras, jangan sampai tergiring oleh isu SARA dan kita pasti mendukung Pilkada aman dan damai," katanya.

Pada kesempatan berbeda sebelumnya, pengamat komunikasi dari Universitas Indonesia Ade Armando memandang penggunaan isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) kerap dilakukan dalam dunia politik lantaran ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi lawan politik.

"Isu SARA digunakan karena apabila masuk ke isu substantif mereka sulit mengalahkan lawannya," ujar Ade Armando.

Ade menyampaikan dugaan pengunaan isu SARA pernah terjadi di kontestasi pemilihan presiden 2014 silam. Kala itu salah satu kandidat yakni Joko Widodo yang sudah unggul berdasarkan "polling", diserang isu SARA terkait ideologi komunisme dan lain sebagainya.

Baca juga, Ribuan Demonstran Mulai Begerak Tuntut Ahok Diproses Hukum.

Akibatnya hasil polling mampu bergeser sedikit. Namun kata Ade, Tuhan tetap berkehendak Joko Widodo menjadi presiden. Kini, menurut Ade, ujian terkait isu SARA kembali terjadi pada  Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Ahok dituding melecehkan kitab suci Al Quran dengan menyebut surat Al Maidah ayat 51 adalah bohong.

Belakangan pimpinan Majelis Ulama Indonesia juga menyatakan Ahok telah melecehkan kitab suci Al Quran.

Ade memandang isu SARA telah menyebabkan pergeseran polling elektabilitas kandidat Pilgub DKI Jakarta 2017.

"Kita masih ingat betul, dua bulan lalu hasil polling menyebutkan hanya sosok ibu Risma (Wali Kota Surabaya) yang mampu menyaingi Ahok. Sekarang setelah ada isu SARA, polling menyebutkan peluang Pilkada DKI dua putaran meskipun tidak ada nama Risma dalam Pilkada DKI Jakarta," tutur Ade.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement