REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebutkan terjadi penambahan kunjungan kendaraan yang berwisata ke kota tersebut setiap akhir pekan sebesar 40 persen.
"Setiap akhir pekan itu jumlah mobil yang masuk untuk berwisata ke Kota Bogor mencapai 400 ribu kendaraan, dan kami melihat terjadi penambahan 40 persen setiap Sabtu dan Ahad," kata Bima dalam diskusi Obsesi membahas persoalan transportasi Kota Bogor, Jumat malam (14/10).
Menurut Bima, mobilisasi kendaraan yang berwisata ke Kota Bogor menjadi salah satu persoalan yang menimbulkan kemacetan di Kota Bogor. Setiap akhir pekan, Kebun Raya Bogor dikunjungi hampir 3.000 orang pengunjung, di hari biasanya hanya sekitar 1.500 pengunjung. Di satu sisi, Kebun Raya belum memiliki areal parkir yang memadai sehingga parkir kendaraan pengnujung ke luar jalan.
Selain kota wisata, Bogor juga menjadi kota 'MICE' yang menjadi tempat rapat, pameran, pertemuan, dan seminar internasional. "Sabtu, Ahad tingkat hunian hotel tinggi, tidak hanya akhir pekan. Tetapi hari kerja juga karena Bogor termasuk kota dengan konsep 'MICE'," katanya.
Bima mengungkapkan, penyebab persoalan kemacetan di Kota Bogor, selain dipadati wisatawan pada akhir pekan dan libur panjang. Tata ruang yang terpusat juga menjadi persoalan yang perlu dibenahi.
Penambahan jumlah kendaraan tidak sebanding dengan pertumbuhan infrastruktur. Terdapat 800 sepeda motor baru, dan 200 mobil baru yang melintas di Kota Bogor, sementara pertumbuhan jalan tidak sampai satu persen.
"Penyebab kemacetan lainnya, adanya pembiaran, tidak hanya oleh aparat, pembiaran oleh warga, pembiaran parkir sembarangan, pembiaran angkot ngetem sembarang, dan pembiaran dalam bentuk sistem," katanya.
Bima menambahkan, yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor saat ini adalah pembenahan internal dengan mengganti personel yang benar-benar mau bekerja keras. Setelah selesai dilanjutnya dengan pembenahan eksternal untuk jangka panjang. "Pembenahan internal sudah kita lakukan, dengan pembenahan ini dapat memperkuat koordinasi kita untuk melakukan pembenahan eksternal," kata Bima.
Persoalan kemacetan di Kota Bogor terus menjadi sorotan setelah sebelumnya survei aplikasi navigasi penunjuk jalan, menempatkan kota tersebut sebagai kota terburuk pengalaman bertransportasi nomor dua setelah Kota Cebu, Filipina.