REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika azan berkumandang, para di Vanuatu Muslimin beramai-ramai menuju ke sebuah masjid yang sangat sederhana dan seadanya. Tak ada menara apalagi kubah, tak ada mimbar ataupun karpet tebal.
Masjid di Vanuatu hanyalah bangunan kecil bercat putih, bertiang hijau, dengan sebuah pintu dan jendela kotak tak ubahnya rumah sangat sederhana. ( Baca: Senyum Merekah Wajah Muslim Vanuatu)
Masjid tersebut memiliki sebuah ruangan sempit yang hanya mampu menampung beberapa shaf dengan tiap shafnya tak lebih dari 10 orang. Sebuah undakan mirip tangga berlapis sajadah sederhana, itulah mihrab di masjid itu. Semua ini menunjukkan betapa minimnya fasilitas ibadah mereka.
Namun di tengah keterbatasan, mereka sangat bersemangat dalam beragama. Tak heran jika shaf jamaah di masjid tersebut senantiasa menjalar keluar bangunan setiap kali waktu shalat tiba. Selain shalat berjamaah, di masjid itu pulalah mereka mendengarkan tausiyah dan mengkaji agama Islam.
Masjid sederhana yang mulai digunakan pada 1992 itu berlokasi di Desa Melle, Port Villa. Ini adalah masjid pertama di Vanuatu. Masjid lainnya ada di Pulau Tanna dan Pulau Erromango.
Umat Islam Vanuatu memang terpusat di Desa Melle. Di negeri ini, Muslim bukanlah orang-orang pendatang, melainkan warga pribumi. Mereka merupakan para mualaf yang jumlahnya terus bertambah. Mereka bersatu dalam satu naungan, Vanuatu Islam Society. Pusat komunitas Muslim itu pun bermarkas di masjid yang bahkan tak cukup layak untuk disebut sebagai mushala tersebut.
Di Vanuatu, tak ditemui madrasah ataupun sekolah Islam. Anak-anak Muslim belajar di sekolah umum dan menimba ilmu Islam di masjid. Untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, mereka harus pergi ke luar negeri, minimal ke Fiji, negara tetangga mereka. Saat ini terdapat 28 Muslim dari Vanuatu yang belajar di universitas Islam di luar negeri, seperti di Fiji, Malaysia, Selandia Baru, Arab Saudi, Iran, dan Pakistan.
Nantinya, mahasiswa Muslim tersebut pulang untuk menjadi dai. Muslim di Vanuatu tak pernah mengharapkan ataupun bergantung pada ulama dari luar negeri. Untuk mendapatkan pengajar agama, Muslim Vanuatu mengirim anak-anak mereka untuk menimba ilmu Islam ke luar negeri.