Sabtu 15 Oct 2016 15:00 WIB

Hussein Nabanga, Warga Vanuatu Pertama yang Bersyahadat

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
Muslim Vanuatu saat melaksanakan shalat Jumat di sebuah masjid di Desa Melle, Port Villa.
Foto: wn.com
Muslim Vanuatu saat melaksanakan shalat Jumat di sebuah masjid di Desa Melle, Port Villa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hussein Nabanga, atau nama aslinya John Henry Nabanga, tentu mengambil peran yang sangat penting dalam perkembangan Islam di Vanuatu. Dialah orang Vanuatu yang pertama kali memeluk Islam sekaligus orang pertama yang mengenalkan Islam di negara kepulauan tersebut. Dia pula sang juru dakwah yang membuat agama akhir zaman ini diterima dengan baik oleh masyarakat Vanuatu.

Nabanga lahir dan dibesarkan di Desa Mele dari sebuah keluarga besar dengan tujuh bersaudara. Di usia sekitar 30-an, ia bermaksud memahami konsep penyembahan Tuhan. Ia yang saat itu beragama Kristen mempertanyakan sifat sejati Tuhan dan penasaran akan tujuan hidup di dunia dan akhirat.

Saat di India, awalnya ia pun bermaksud mempelajari Injil. Tak dinyana, perjalanan jauhnya ke India membawa Nabanga pada pemikiran kritis tentang Tuhan dan agama. Hingga akhirnya, ia meninggalkan tujuan awalnya datang ke India dan memilih mempelajari Islam. Di negeri Taj Mahal tersebut, ia bertemu dengan banyak Muslim dan dapat dengan mudah mempelajari Islam.

Lima tahun Nabanga mendalami Alquran. Pada 1973, ia kembali ke Vanuatu dengan status baru, seorang Muslim. Setiba di negara asalnya, ia pun mulai berdakwah. Tak bertepuk sebelah tangan, keluarganya menerima dan senang dengan agama yang dikenalkan Nabanga. 

Di kalangan Muslim Vanuatu, Nabanga menjadi sumber pembelajaran agama Islam. Ia menyelesaikan banyak persoalan tentang Islam yang mencuat di tengah masyarakat. Ia pun memberikan fatwa terkait permasalahan agama. Ia dikenal sebagai seorang yang tulus dan tak kenal lelah. Ia mampu mengajarkan Islam dengan kesabaran dan dengan cara yang dapat diterima akal masyarakat. Tak heran, ia sangat disenangi masyarakat, tak hanya Muslim, tapi juga non-Muslim.

"Mengetahui kebenaran berarti bertanggung jawab mengabarkannya kepada orang lain yang memerlukan," begitu prinsip utama Nabanga.

Seorang diri, Nabanga mampu merintis perjalanan Islam di Vanuatu. Kiprah Nabanga di jalan Allah berakhir ketika ia wafat pada 1993. Nabanga boleh pergi, tetapi Islam di Vanuatu akan terus berkembang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement