Sabtu 15 Oct 2016 14:13 WIB

Anies Dukung Konsep Tukar Sampah dengan Pendidikan

Rep: Kabul Astuti/ Red: Bayu Hermawan
Anies Baswedan
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Bakal calon gubernur Pemprov DKI Jakarta, Anies Baswedan mengunjungi anak-anak di Kelurahan Cikiwul, Kec Bantargebang, Kota Bekasi. Kedatangan Anies Baswedan untuk mendengarkan keluhan mengenai pendidikan anak-anak yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.

Sebelum berdialog dengan orang tua anak-anak Bantargebang di Komunitas Barudak Leutik Jalan Yon Armed VII, Cikiwul, Anies sempat mengunjungi titik pembuangan sampah TPST Bantargebang. Anies bersama anak bungsunya yang berumur 7 tahun, Ismail, menyaksikan gunungan sampah di zona satu.

"Bantargebang kondisinya tidak bisa seperti ini terus. Ini masalah kita, bukan hanya masalah Bantargebang. Rasanya miris, harus lebih banyak lagi warga Jakarta melihat gunung sampah di Bantargebang," kata Anies Baswedan seusai mengunjungi zona satu TPST Bantargebang, Sabtu (15/10).

Sebanyak 18 ribu KK atau hampir 200 ribu warga empat kelurahan, yaitu Cikiwul, Ciketing Udik, Sumur Batu, dan Bantargebang yang tinggal di sekitar TPST Bantargebang merasakan dampak gunungan sampah. Setiap hari warga harus mencium aroma gas metan yang menyengat, kesulitan air bersih, serta rentan terkena penyakit.

Beberapa warga Kec Bantargebang menyampaikan uneg-uneg kepada mantan Menteri Pendidikan RI tersebut. Ia mendukung konsep "Tukar Sampah dengan Pendidikan" yang diusulkan oleh masyarakat. Anies menyatakan, selama pengelolaan sampah belum dapat ditangani secara mandiri, DKI Jakarta harus lebih memikirkan pendidikan anak-anak Bantargebang.

Anies menceritakan program sekolah garis depan yang pernah digagasnya ketika masih menjabat menteri pendidikan, yang salah satu sasarannya adalah Bantargebang. Kuncinya adalah peningkatan mutu pendidikan, baik guru maupun sarana dan prasarana sekolah, yang seharusnya bisa menjadi tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta.

Menurut Anies, pendidikan adalah harapan untuk masa depan. Lingkungan tempat seorang anak dilahirkan tidak boleh membelenggu ekspresi dan mimpi-mimpi mereka. "Anak-anak boleh lahir di mana saja, termasuk Bantargebang, tapi boleh bermimpi untuk menjadi apa saja," kata Anies.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement