Sabtu 15 Oct 2016 15:53 WIB

Sebab-Sebab Kemurtadan

Abdullah bin Mughafal ikut dalam peperangan untuk menumpas kaum yang murtad. (Ilustrasi)
Foto: Techang.free.fr
Abdullah bin Mughafal ikut dalam peperangan untuk menumpas kaum yang murtad. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Ada banyak sebab kemurtadan yang terjadi saat ini. Salah satunya adalah kurangnya iman dalam hati setiap kabilah. Mereka hanya berlindung dengan keimanan, tapi belum pernah merasakan kelezatannya.

Allah SWT menggambarkan  mereka dalam firman-Nya, yang artinya: "Orang-orang Arab badui itu berkata, "Kami telah beriman." Katakanlah, "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, 'Kami telah tunduk (Islam.' karena iman itu belum masuk ke hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al-Hujurat: 14)

Mereka menunjukkan ketidaksetiaannya terhadap Islam sebagaimana kaum munafik pada saat perang Uhud dan Tabuk. Sebenarnya, bibit gerakan permutadan itu sudah muncul sebelum Rasulullah SAW wafat. Namun, saat itu, 'nyalanya' dapat diredup dengan wibawa kenabian dan kekuatan pengarus Rasulullah SAW.

Ketika Rasulullah SAW wafat dan Abu Bakar diangkat menjadi khafilah, gerakan tersebut bangkit, aktif, dan menyebar hingga Semenanjung Arab, kecuali Makkah, Madinah dan Thaif. Ini karena ketiga daerah tersebut terus berpegang teguh pada Islam serta menjaga keberlangsungannya. Dengan demikian, tampaklah mereka yang murtad dan mengaku nabi palsu, serta membangkang membayar zakat.

Adapun yang patut diperhatian adalah sebagaian mereka yang membangkang untuk membayar zakat karena interpretasi mereka terhadap ayat. "Ambilah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha  Mengetahui." (QS Al-Taubah: 103)  

Mereka berpendapat bahwa perintah dalam ayat tersebt khusus untuk Rasulullah SAW saja yang doanya menentramkan mereka. Dengan demikian, pemimpin setelahnya tidak berhak memungut zakat. Interpretasi mereka ini jelas salah dan tidak dapat dibenarkan. Oleh karena itu, mereka diperangi Abu Bakar Al-Shiddiq.

Kelompok murtad adalah mereka yang tidak ingin terikat oleh berbagai kewajiban dalam Islam sebagai usaha untuk memperbaharui syahwat dan tingkah kebinatangan mereka. Mereka menampik ajaran Islam dan kembali kepada ajaran sebelumnya, kehidupan jahiliyah. Mereka menyembah patung sebagai jawaban terhadap panggilan hasrat keduniawian.

Target alamiah kelompok kemurtadan ini adalah memusnahkan Islam dan menghancurkan kekuatan Islam yang dibentuk oleh Rasulullah SAW. Dan ketika kabar ini sampai kepada Abu Bakar, dia pun merespons dengan keras dan bangkit untuk memerangi kaum murtad. Dengan pertolongan Allah SWT, Abu Bakar mampu mengalahkan dan meredam kejahatan mereka. Bahkan, sebagian dari mereka kemudian kembali memeluk Islam.

Kalaupun ada yang murtad di antara umat, Allah SWT akan memudahkan untuk mengembalikan mereka ke jalan-Nya, asalkan pemimpinnya tetap istiqamah. Namun, hal sebaliknya bisa terjadi bila pemimpinnya kafir dan murtad. Kisah ini lengkapnya dapat dibaca dalam buku berjudul 'Para Penggenggam Surga' karya Syaikh Muhammad Ahmad 'Isa yang diterbikan Mizania. Yang sudah pasti, Islam hadir ke berbagai bangsa tanpa paksaan dalam menganutnya. Juga, untuk menghalau bahaya dan menghancurkan cengkraman para pengusasa sombong yang menghalangi sampainya dakwah Islam itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement