REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bakal calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan permasalahan yang ada di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, merupakan permasalahan semua orang termasuk masyarakat Jakarta. "Kondisi Bantar Gebang tidak bisa seperti ini terus. Rasanya miris. Harus lebih banyak lagi warga Jakarta melihat gunung sampah di Bantar Gebang," kata Anies saat berkunjung ke Bantar Gebang, Sabtu (15/10).
Anies mengatakan dengan kekuatan anggaran yang ada, seharusnya sampah bisa dikelola di Jakarta tanpa perlu mengorbankan wilayah lain. Namun, Anies mengakui untuk mewujudkan hal itu memerlukan waktu.
Secara bertahap, aliran sampah dari Jakarta ke Bantar Gebang harus dikurangi melalui kebijakan tiga pintu di setiap rumah tangga, yaitu sebelum mengonsumsi, mengurangi sampah saat mengonsumsi dan memilah sampah sesuai jenisnya. "Sampah bukan sesuatu yang diletakkan lalu ditimbun. Kita ingin ada pendekatan baru dalam pengelolaan sampah di rumah tangga, lingkungan, dan tingkat wilayah," tuturnya.
Menurut Anies, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus menyediakan tempat sampah di setiap rumah sehingga bisa memilah sampah. Pengelolaan sampah harus menjadi sebuah gerakan. Jakarta harus bisa mengelola sampahnya sendiri. "Perhitungan sudah ada untuk mengurangi sampah yang dibuang ke Bantar Gebang," ujarnya.
Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 akan diikuti tiga pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur. Mereka adalah Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura dan Partai Nasdem. Kemudian Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra dan PKS.