REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI resmi memutuskan menunda kongres tahunan mereka yang dijadwalkan berlangsung Senin (17/10) di Makassar. Berdasarkan hasil rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI di Makassar pada Sabtu (15/10), Sekjen PSSI Azwan Karim mengirimkan surat pemberitahuan kepada seluruh pemilik suara bahwa kongres akan berlangsung pada 10 November di Jakarta.
Exco PSSI merujuk kepada surat yang dikirimkan Sekjen FIFA Fatma Samoura pada Jumat (14/15) yang berisikan restu untuk menggelar kongres dengan agenda pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan EXco PSSI ini di Jakarta.
Surat ini sekaligus mengungkap cerita menarik bahwa para petinggi PSSI menyembunyikan hasil rapat Exco PSSI dari publik pada Kamis (13/10) malam. (Baca: Surat FIFA Ungkap PSSI 'Sembunyikan' Hasil Rapat Exco Terkait Kongres)
Kepada awak media, Plt Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan menjelaskan bahwa PSSI tetap pada keputusan semula dengan menggelar Kongres PSSI di Makassar pada 17 Oktober. Alasannya, ini merupakan hasil keputusan yang sudah dibuat oleh Exco dan jika tak dipatuhi akan melanggar Statuta PSSI pasal 29 ayat 2.
Hinca menegaskan perwakilan PSSI tetap akan berangkat ke Makassar untuk menemui delegasi FIFA yang juga akan hadir di sana pada Sabtu kemarin.
Akan tetapi berdasarkan surat FIFA, terungkap bahwa Exco PSSI sebenarnya sudah memutuskan kongres di Jakarta, merujuk pada kesepakatan dengan Menpora Imam Nahrawi pada Rabu (12/10) di Kemenpora. Saat itu, Jakarta ditetapkan sebagai tuan rumah kongres sebagai jalan tengah.
Anggota Exco PSSI Tony Aprilani punya alasan kuat atas sikap yang diambil Hinca tersebut. Menurut dia, Hinca yang juga bagian dari Exco PSSI mengambil jalan tersebut agar tidak terjadi gejolak dan menjaga suasana kondusif.
"Sebelum rapat Exco yang di Jakarta itu, kami sudah menjalin komunikasi dengan FIFA tentang pemindahan lokasi kongres ke Jakarta seperti keinginan pemerintah. Tapi karena waktunya mepet, tak mungkin kami menggelarnya pada 17 Oktober sehingga meminta kepada FIFA agar bisa melaksanakannya pada 17 November di Jakarta," ungkap Tony saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu.
FIFA, kata Tony, ternyata tak bisa memutuskan segera dan meminta waktu untuk merapatkan hasil ini. Di sisi lain, PSSI harus menjaga agar tidak ada respons negatif dari sebagian pemilik suara. Sehingga, meskipun rapat Exco pada Kamis malam di Jakarta sudah memutuskan kongres akan digelar di Jakarta tapi dengan waktu yang molor, PSSI tak serta merta mengumumkannya. PSSI malah mengumumkan kepada awak media akan tetap menggelar kongres di Makassar sesuai jadwal semula.
"Kami harus menjaga perasaan Makassar yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan penyelenggaraan kongres ini. Kami juga tak mau ada perlawanan lagi dari pemilik suara yang bisa saja menolak penundaan karena merasa sudah siap ikut kongres di Jakarta sesuai jadwal awal. Padahal, dari pihak PSSI tidak siap dari sisi logistik memindahkan lokasi kongres tersebut dalam waktu mepet," ungkapnya.
PSSI akhirnya mendapatkan jawaban resmi dari FIFA lewat surat dari Sekjen Samoura pada Jumat sekitar pukul 24.00. Sementara pihak Kemenpora mendapatkan salinan keputusan tersebut pada Sabtu dini hari sekitar pukul 03.00.
Berbekal surat ini, kata Tony, PSSI pun bisa lebih tenang melangkah. Sebab, kata dia, ini merupakan titah yang harus dilaksanakan semua pihak.
"Kami pun bersyukur waktunya bisa lebih cepat, bukan 17 November atau empat pekan dari jadwal awal seperti yang kami usulkan, tapi menjadi tiga pekan saja," ujarnya.
Exco PSSI pun terbang ke Makassar pada Sabtu. Delapan dari 11 Exco menemui pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dan panitia lokal pelaksanaan kongres menjelaskan keputusan tersebut. Pemerintah setempat, masih menurut Tony, mengaku kecewa namun akhirnya bisa menerima keputusan tersebut.
Alhasil, rapat Exco pada Sabtu petang di Makassar hanyalah formalitas belaka untuk memutuskan secara resmi penundaan dan pemindahan kongres dari yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tony juga menyampaikan Exco PSSI urung menggelar rapat dengan perwakilan FIFA dan AFC di sana. "Setelah adanya surat dari Sekjen FIFA, delegasi yang rencananya hadir ke Makassar membatalkan keberangkatan mereka. Buat apalagi mereka datang karena kongres toh sudah diputuskan ditunda dan dipindah ke Jakarta," jelasnya.
Tony hanya menyesalkan sikap Kemenpora yang terkesan ngotot tak mau menggelar kongres dengan agenda pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan Exco PSSI ini di Makassar. Sebab menurut dia, panitia setempat sudah memberikan garansi tidak akan ada ribut-ribut dan mendukung siapapun yang terpilih dalam kongres dan mendapatkan restu dari Kemenpora.