Ahad 16 Oct 2016 07:57 WIB

Sinta Nuriyah: Gus Dur dan Sabam Perjuangkan Demokrasi

80 Thn Sabam Sirait : Istri alm Gusdur Sinta Nuriyah Wahid memberikan tesimoni pada acara syukuran ke-80 tahun Sabam Sirait di Jakarta, Sabtu (15/10).
Foto: Republika/Prayogi
80 Thn Sabam Sirait : Istri alm Gusdur Sinta Nuriyah Wahid memberikan tesimoni pada acara syukuran ke-80 tahun Sabam Sirait di Jakarta, Sabtu (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA. KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur berbeda agama dan keyakinan dengan pendiri PDI Perjuangan Sabam Sirait. Namun demikian, keduanya bisa bersahabat dengan sangat baik karena juga memiliki persamaan.

Demikian disampaikan Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid saat menyampaikan testimoni dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Sabam Sirait di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (15/10). Sinta datang bersama dengan sang puteri Yenny Wahid.

"Saya merasa harus hadir dalam ulang tahun inu mengingat persahabatan Bapak Sabam suami saya Gus Dur. Agama tidak menjadi pembeda Gus Dur dan Pak Sabam dalam menjalani persahabatan. Meski berbeda agama, keduanya dipertemukan dalam memperjuangkan demokrasi kebangsaan dan nasionalisme,” kata Sinta.

Acara ini berlangsung sangat meriah. Selain Sinta, hadir mantan Ketua DPR yang juga politikus senior Partai Golkar Akbar Tanjung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menkum HAM Yasonna Laoly, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi dan Wakapolri Komjen Syafruddin.

Hadir juga Gubernur DKI Jakarta Basuki Thahaja Purnama, pengusaha Chairul Tandjung serta anggota DPR. Hadir pula cendekiawan Yudi Latif dan pengamat politik Muhammad Qodari.

Bagi Yasonna Laoly, Sabam adalah guru politiknya. Sabam mengajarkan pada dia soal konsistensi dalam perjuangan dan kelenturan dalam politik. "Pak Sabam ini rendah hati, dan selalu menunjukkan bahwa politik itu suci," ungkap Yasonna.

Bagi Menteri Enggar, Sabam merupakan tokoh legendaris. Sabam juga, selain selalu konsisten dengan keyakinan politiknya,  juga sosok yang santun dalam berpolitik.

"Pak Sabam teguh dalam memegang sopan santun dan tidak pernah meghalalalkan segala cara. Maka beliau sangat dihormati aktivis kelompok Cipayung," ungkap Enggar.

Dalam kesempatan ini, putera tertua Sabam yang juga politisi PDI Perjaungan, Maruarar Sirait, mengucapkan terimakasih atas kehadiran sejumlah tokoh dan ratusan hadirin. Ia mengatakan bahwa sang ayah sudah mewariskan nama baik yang harus selalu dijaga.

"Saya belajar konsistensi dari Pak Sabam," demikian Maruarar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement