REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Investigasi yang dilakukan Arab Saudi menunjukkan, serangan udara terhadap pemakaman di Yaman pekan lalu disebabkan oleh kesalahan informasi yang diterima dari militer Yaman.
Pada Sabtu (8/10), koalisi Saudi melakukan serangan udara dan menewaskan 140 orang yang sedang melakukan upacara pemakaman, di ibu kota Sanaa.
Saat itu Militer Yaman mengatakan para pemimpin kelompok bersenjata Houthi sedang berada di daerah tersebut. Koalisi Saudi langsung melancarakan serangan yang menuai banyak kritik tajam dari banyak pihak.
Korban tewas dalam upacara pemakaman itu di antaranya beberapa pejabat politik dan keamanan Yaman. Mereka dianggap berpotensi bergabung dengan Houthi dan menentang pemerintah yang didukung koalisi Saudi.
"Pihak yang berafiliasi dengan Kepala Staf Presiden Yaman, menyampaikan informasi yang salah bahwa di Sanaa ada pertemuan pemimpin Houthi dan mereka bersikeras lokasi itu harus segera menjadi target serangan," ujar keterangan resmi dari tim investigasi Joint Incidents Assessment Team (JIAT) yang dibentuk koalisi Saudi.
Baca juga, Koalisi Arab Saudi Bantah Targetkan Warga Sipil di Yaman.
JIAT meminta adanya kompensasi untuk keluarga korban serangan. Tim investigasi itu juga mengatakan, penyebab terjadinya kelalaian serangan itu harus diberi tindakan yang tepat, misalnya melalui proses peradilan.
"Tentu orang-orang ini harus dihadapkan dengan penyebab mereka melakukan kesalahan. Mereka memiliki hak untuk membela diri, tetapi langkah hukum tetap harus diambil," kata penasehat hukum JIAT, Mansour Ahmed al-Mansour.