Ahad 16 Oct 2016 16:57 WIB

Produk Indonesia Semakin Diminati Pasar di Asia

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Suasana pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (12/10).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Suasana pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk dalam negeri semakin diminati pembeli dari luar negeri yang berasal dari luar negara nontradisional tujuan ekspor. Hal ini tercermin dalam pameran perdagangan berskala internasional Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 yang ditutup dengan angka transaksi mencapai 974,76 juta dolar AS atau setara dengan Rp 12,7 triliun (nilai tukar Rp 13 ribu per dolar AS).

Angka ini naik 7,2 persen dari perolehan 2015 lalu sebesar 909 juta dolar AS. Rinciannya, transaksi produk sebesar 826,52 juta dolar AS dan transaksi jasa 48,23 juta dolar AS. Sementara itu, investasi Indonesia ke negara lain sebesar 100 juta dolar AS atau setara Rp 1,3 triliun. Negara dengan nilai transaksi prospektif terbesar antara lain India, Malaysia, Swiss, Mesir, dan Prancis.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai, meningkatnya raihan transaksi dalam pameran tahun ini tak lepas dari promosi besar-besaran yang dilakukan pemerintah baik di dalam dan luar negeri. Tak hanya itu, pemerintah juga mengajak calon pembeli dan investor luar negeri untuk berkunjung langsung ke sentra-sentra industri di daerah. Terbaru, sejumlah calon pembeli dari Yordania, Armenia, dan Nigeria menyempatkan datang langsung ke pabrik persenjataan milik PT Pindad untuk melakukan pemilihan produk.

"Selanjutnya kita pantau perkembangan dari transaksi itu sendiri. Kemarin kita undang mereka yang dapat award, saya ajak makan malam, ada beberapa masukan, dimintakan perhatian, bukan hanya dari Kemendag tapi instansi lain tapi saya rasa dapat kita atasi, antara lain kenari kita bagaimana supaya bisa diekspor," ujar Enggar, Ahad (16/10).

Pada penutupan pameran kali ini tercatat ada 15.567 pengunjung dari 125 negara. TEI dibuka pada Rabu (12/10) dan berakhir hari ini, Ahad (16/10). Enggar menilai, raihan transaksi dan animo calon pembeli yang begitu besar bakal menumbuhkan optimisme pada peningkatan kinerja ekspor nasional tahun ini. Kementerian Perdagangan mencatat, tidak sedikit pembeli yang datang dari negara nontradisional seperti Afrika, Timur Tengah, dan Asia Tengah. Para eksportir lndonesia juga beragam, mulai dari UKM, perusahaan swasta, BUMN, dan perusahaan yang dikoordinasi pemerintah daerah.

Produk-produk yang laris manis pun bervariasi untuk setiap negara. India misalnya, transaksi perdagangan tercatat tinggi untuk produk kacang mede mentah, coklat, karet alam, kertas, dan bahan kemasan (makanan atau produk lain). Sementara untuk negara dengan prospektif tertinggi lainnya yakni Mesir, sejumlah komoditas yang laris adalah bahan kimia cair, biji kopi, furnitur, minyak sawit, dan produk lainnya. Enggar menilai, kondisi ini menunjukkan sudah ada pergeseran pasar dari yang sebelumnya produk ekspor Indonesia bergantung kepada negara-negara Eropa, kini justru pasar potensial ada di Asia.

"Inilah fakta yang membuat kita cukup optimis bahwa diversifikasi terjadi tidak saja dalam hal pasar atau negara asal buyer, tetapi juga dalam hal peserta pameran, yang tentunya dapat memperkuat kapasitas ekspor nasional di masa depan,” kata Enggar.

Pencapaian diversifikasi produk terlihat dari lima produk yang diminati, yaitu mebel, elektronik dan peralatan listrik, makanan olahan, rempah-rempah, dan minyak atsiri. Selain itu, antusiasme pembeli juga terlihat untuk produk specialty coffee (kopi premium). Pada TEI 2016 ini, kayu ringan mendapat respon luar biasa. Selama ini produk yang paling menggoda pasar Eropa ini belum banyak diekspos ke pasar internasional.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement