Ahad 16 Oct 2016 19:29 WIB

Relawan Clean Up Jakarta Day Diajarkan Cara Memilah Sampah

Rep: Desy Susilawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah relawan saat mengumpulkan sampah selama acara Clean Up Jakarta Day di kawasan Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (16/10).
Foto: Republika/ Desy Susilawati.
Sejumlah relawan saat mengumpulkan sampah selama acara Clean Up Jakarta Day di kawasan Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini Clean Up Jakarta Day diikuti oleh 20 ribu relawan dari Jakarta. Kegiatan ini selain menyadarkan masyarakat untuk menjaga kebersihan, tidak membuang sampah sembarangan, relawan yang terlibat juga mendapatkan ilmu bagaimana memilih sampah yang bisa didaur ulang dan yang tidak.

Ketua sekaligus pendiri Clean Up Jakarta Day, Angela Jelita Richardson menjelaskan kegiatan ini berawal dari dirinya dan sang suami yang memang cinta akan kebersihan. Ia dan suaminya yang merupakan salah satu petinggi Adaro tidak malu memungut sampah yang berserakan dipantai. Dari situ banyak yang bingung dan bertanya apa yang dilakukan perempuan cantik ini, namun lama kelamaan ada yang membantu. Dan muncullah ide untuk membuat gerakan besar untuk membersihkan Jakarta dari sampah.

“Gerakan ini diadopsi dari Australia yang memang mempunyai Clean Up Australia. Tapi kami tidak kerjasama, hanya idenya saja dari sana,” kata dia, kepada Republika.co.id saat ditemui disela kesibukannya dalam acara Clean Up Jakarta Day, Ahad (16/10).

Dari situlah, Angela mulai menjalin kerjasama dengan sejumlah pihak, mulai dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan 16 sekolah. Selain itu juga didukung oleh Mahaka  Media Grup dan Adaro. Mereka menggandeng perusahaan tersebut untuk menggalang dana juga untuk bantuan publikasi. Dari Mahaka sendiri ada 137 orang dari semua unit, ada Jak FM, Jak TV, Gen FM, Republika, Republika Online dan Sportku.com.

20 Ribu Relawan Bersih-Bersih di Ajang Clean Up Jakarta Day

Relawan datang jam enam pagi di GBK, kemudian mereka mendapatkan peralatan yang terdiri dari sarung tangan kuning kualitas tinggi, karung sampah, sapu dan lainnya. Mereka juga diberikan dua karung berbeda. Karung yang ada tanda centang untuk sampah yang bisa didaur ulang, dan yang tidak ada centang untuk sampah campuran.

“Dengan begitu mereka berfikir mana sampah yang bisa di daur ulang, mana yang tidak. Semua yang datang sudah mendapatkan sharing video dan guide-nya mana yang bisa didaur ulang ketika brieifeng jadi diingatkan lagi. Dibandingkan tahun lalu, tahun ini sudah bisa pilah,” ujarnya.

Mereka mulai mengumpulkan sampah pukul tujuh padi sampai sembilan. Setelah itu mereka berkumpul diparkir timur senayan dan memilah sampah yang bisa didaur ulang yang mana dan yang tidak bisa. Yang bisa didaur ulang akan masuk truk spesial dinas kebersihan. “Itu sistem baru mereka. Yang bisa di daur ulang dimasukkan ke bank sampah,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement