REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Tim SAR Denpasar bersama petugas gabungan lainnya kembali melanjutkan pencarian korban Jembatan Kuning di Pulau Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkug, Bali yang ambruk pada Minggu (16/10) malam. Pencarian oleh Tim SAR, Senin, dipimpin langsung Kepala Kantor SAR Denpasar Didi Hamzar bersama tim evakuasi, di antaranya BPBD Bali dan Klungkung, kepolisian, TNI, dan tim gabungan lainnya.
Upaya pencarian tersebut dengan menyisir kawasan pesisir di sekitar perairan Nusa Penida dan di perairan Nusa Lembongan, setelah proses pencarian pada Minggu malam dihentikan sekitar pukul 21.00 WITA karena kondisi gelap. Dikhawatirkan masih ada korban yang terbawa arus saat jembatan sepanjang sekitar 150 meter itu ambruk.
Jembatan gantung yang menghubungkan Pulau Nusa Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan itu, diduga ambruk karena kelebihan beban. Pada saat kejadian warga setempat menggunakan jembatan untuk menyeberang ke Pulau Nusa Ceningan karena ada upacara di Pura Bakung.
Warga yang membludak menyeberang karena pada saat itu juga dilangsungkan ritual "Nyepi Segara" atau bebas dari aktivitas laut, seperti menggunakan perahu motor di seluruh kawasan setempat hingga aktivitas wisata.
Akibat ambruknya jembatan yang dikenal "jembatan cinta" di kalangan wisatawan tersebut, delapan orang tewas dan 34 orang lainnya mengalami luka-luka, serta sedikitnya 17 kendaraan sepeda motor yang tercebur ke laut.
Aparat kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti ambruk jembatan itu. Kawasan sekitar jembatan saat ini sudah dipasangi garis polisi untuk memudahkan proses penyelidikan.