REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Charta Politika mengklarifikasi terkait beredarnya kuisoner survei terkait Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017. Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, memberikan klarifikasi melalui akun Twitter, setelah survei lembaganya menjadi pembicaraan hangat di kalangan warganet atau netizen.
Kegaduhan muncul setelah akun milik politikus Partai Demokrat Andi Arief, @AndiArief_AA membocorkan salah satu lembar survei yang pertanyaannya mengarahkan responden untuk memilih Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Yunarto dikenal juga sebagai konsultan cagub pejawat (incumbent) Ahok.
Daftar kuisoner itu, antara lain, "1. Jakarta maju karena Ahok; 2. Tidak ada figur yang lebih baik memimpin Jakarta selain Ahok; 3. Semua hal jelek yang dituduhkan kepada Ahok tidak benar; 4. Bapak/Ibu membela Ahok jika ada yang menjelekkan; 5. Bapak/Ibu memilih Ahok tidak peduli agamanya apa."
Yunarto pun menjelaskan bocornya survei lembaganya itu. "Silakan liat TL @ChartaPolitika utk lihat #KlarifikasiCharta terkait postingan foto PENGGALAN kuesioner dari @AndiArief_AA :)," katanya melalui akun @yunartowijaya.
Akun @chartapolitika pun akhirnya membuat klarifikasi setelah rencana survei itu bocor ke publik. "Sejak ramainya postingan POTONGAN FOTO kuisioner survei Charta via twitter @AndiArief_AA Berikut ini poin2 #KlarifikasiCharta."
"2.Metodologi yg digunakan stratified random sampling #KlarifikasiCharta."
"3.Survei hanya dilakukan di bbrp kecamatan terpilih & bkn merupkan survei provinsi DKI Jakarta scr menyeluruh #KlarifikasiCharta."