REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok 85 (K-85) menyatakan penundaan pelaksanaan Kongres Tahunan PSSI 2016 justru semakin menyolidkan kelompok tersebut dalam mendukung Pangkostrad Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi sebagai calon ketua umum PSSI. Kuasa K-85, Gusti Randa menilai, penundaan kongres memberi peluang panjang agar konsolidasi dukungan kian solid.

Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DKI Jakarta tersebut mengklaim K-85 menguasai mayoritas pemilik suara. "Saat ini kami (K-85) sudah 94 suara. Mungkin dengan penundaan kongres, suara kami semakin bertambah dan tetap solid," ujar Gusti, saat dihubungi, Senin (17/10).

Gusti mengatakan K-85 tetap pada pilihan mencalonkan Edy sebagai calon ketua umum PSSI saat kongres pemilihan pada 10 November mendatang. Pasca prakogres K-85 di Yogyakarta pada 9 Oktober, Gusti mengatakan konsolidasi kelompok tersebut semakin kuat.

Bahkan, kata dia, kelompok itu, sudah mempunyai paket kepengurusan inti yang nantinya akan disorongkan untuk dipilih dalam Kongres Pemilihan PSSI. Paket tersebut, kata dia terus dikampanyekan ke pemilik suara dan seluruh anggota badan induk sepak bola nasional tersebut.

Konsolidasi K-85, disebutkan Gusti, menghasilkan paket kepemimpinan PSSI yang terdiri dari Edy sebagai calon ketua umum. Sedangkan posisi wakil ketua umum satu, K-85 menjagokan Direktur PT Gelora Trisula Semesta (GTS) Joko Driyono. Untuk posisi wakil ketua umum dua, kelompok tersebut memasukkan nama CEO Arema Cronus Iwan Budianto.

Kongres Tahunan PSSI dipastikan diundur. Semula, PSSI menjadwalkan kongres pemilihan tersebut digelar di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Senin (17/10) ini. Namun, kesepakatan antara PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sepakat memindahkan lokasi kongres ke Jakarta. FIFA pun meminta agar penundaan kongres tersebut tak melewati tanggal 10 November.

Ikuti Whatsapp Channel Republika