REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Tito Karnavian mengatakan, puluhan WNI yang bergabung dengan ISIS di Suriah telah kembali ke Indonesia dengan pengalaman tempur yang bagus. Mereka juga menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia.
Pemerintah telah memonitor terdapat sekitar 40 WNI yang bergabung dengan ISIS kembali ke Indonesia. Mereka mempunyai skill dan peralatan untuk melakukan serangan di Indonesia.
"Kami berusaha menyentuh mereka. Namun mereka berusaha menghindari deteksi kami dan kami yakin mereka telah membangun interaksi diam-diam dengan jaringan radikal lainnya," kata Tito, beberapa hari lalu.
Terdapat 10 WNI yang kembali dari Suriah ditahan untuk diinterogasi. Namun lainnya masih bebas berkeliaran dan tak ada bukti mereka akan menyerang dalam waktu dekat.
Saat ini, Tito mengatakan hal yang dikhawatirkan adanya remaja yang telah diradikalisasi secara daring. Mereka dibujuk dan dipengaruhi untuk melakukan serangan kecil.
Pada Agustus lalu seorang remaja membuat bom rumahan yang akan diledakkan di Medan. Remaja tersebut juga berusaha membunuh pendeta. Remaja tersebut rupanya terobsesi dengan ISIS. "Ini merupakan tren baru dan lebih sulit untuk melacak mereka. Sebab mereka merupakan pelaku solo yang telah diradikalisasi secara online," kata Tito.
Selama ini, kelompok ekstrimis secara periodik memang menyerang Indonesia. Namun Pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai operasi untuk menghancurkan mereka. Pemerintah Indonesia yakin ISIS memiliki 1.200 pengikut di Indonesia. Sebanyak 400 WNI pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Indonesia diserang teroris pro ISIS pertama kali pada Januari di Ibu Kota Jakarta. Serangan bom tersebut membunuh sejumlah orang termasuk pelaku. Namun serangan itu tak direncana dengan baik.