REPUBLIKA.CO.ID, TERENGGANU -- Kepolisian Malaysia mengatakan, aplikasi layanan pesan instan Telegram menjadi media baru yang digunakan ISIS untuk menyebarkan ideologi dan merekrut warga Malaysia.
Telegram merupakan satu di antara 14 aplikasi layanan pesan instan yang digunakan kelompok radikal tersebut untuk terhubung dengan publik. Selain merekrut, ISIS juga mengatur perjalanan calon anggota menuju Suriah.
"Sebelum ini, mereka menggunakan Facebook, Whatsapp, WeChat, dan aplikasi lainnya untuk mempengaruhi orang lain agar bergabung dengan mereka. Media sosial menjadi media utama untuk kegiatan perekrutan," ujar Asisten Direktur Senior Bukit Aman Special Branch Counter-Terrorism Division, Ayob Khan Mydin Pitchay dikutip dari Strait Times.
Menurutnya, sejak pertengahan tahun lalu, ISIS telah bergeser ke aplikasi Telegram untuk menghindari deteksi pemerintah. Telegram dipilih karena sulit dideteksi dibandingkan dengan aplikasi lainnya.
Para militan masih aktif merekrut warga Malaysia untuk bergabung dengan mereka. Mereka masih mencari cara dan sarana agar warga Malaysia bisa menyusup ke Suriah.
ISIS Berbahasa Melayu Ancam Malaysia.
Malaysia sejauh ini telah menemukan 15 tentara, tiga polisi, dan seorang polisi tambahan yang telah bergabung dengan ISIS. Petugas keamanan menjadi sasaran ISIS karena mereka memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk menggunakan senjata dan bahan peledak.