REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sumarni (45) seorang ibu rumah tangga, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat tragis. Ia menabrakkan diri ke arah kereta api yang sedang melaju kencang pada Selasa (18/10) siang, tepat setelah azdan duhur berkumandang.
Entah apa yang merasuki pikiran Sumarni (45 tahun), warga Kampung Tambun RT 01/01 Kec. Tambun Selatan ini sehingga nekat bunuh diri. Ibu rumah tangga itu menabrakkan diri di perlintasan KA KM 34.500 Kampung Tambun RT 01/01 Desa Tambun Kec Tambun Selatan Kab Bekasi.
Menurut keterangan saksi mata, seorang pedagang buah yang berjualan di lokasi, Suyanto (44 tahun), siang itu menjelang duhur dia kedatangan seorang ibu. Suyanto setiap hari memang berjualan tidak jauh dari lintasan kereta api.
"Tumben-tumbennya nongkrong di tempat usaha saya jual buah," kata Suyanto, Selasa (17/10).
Suyanto menceritakan, si ibu tersebut berkeluh kesah kepada dirinya tentang perasaan dan kesusahan hidupnya. Namun, saksi sama sekali tidak tahu kalau ibu tersebut punya niatan ingin bunuh diri. Korban menceritakan bahwa dirinya tidak punya suami. Sang suami sudah meninggal sejak empat bulan yang lalu.
Korban juga menceritakan kalau tidak punya anak. Ia hidup sebatang kara. Tak hanya itu, korban juga menceritakan kalau fisiknya kurang sehat dan memgalami sesak napas. Tak berselang lama, kumandang azan duhur terdengar di lokasi. Saksi penjual buah tersebut kemudian pamit mengatakan kepada korban untuk shalat lebih dulu.
Selesai shalat duhur, Suyanto kaget mendengar ribut-ribut warga sekitar bahwa ada seorang wanita yang tertabrak kereta api. Ia pun bergegas menghampiri ke kerumunan orang di tengah perlintasan kereta. Setelah dicek, rupanya korban tidak lain adalah perempuan yang sebelumnya curhat padanya.
Saksi lain, Budi Suherman, yang bertugas sebagai penjaga lintasan kereta api mengatakan bahwa ada seorang perempuan di rel pada saat kereta sedang lewat. Lantaran posisi kereta api sudah melaju dalam jarak dekat, saksi dan warga sekitar tidak bisa berbuat apa-apa.
"Pintu lintasan sudah tertutup. Jarak sekitar 25 meter dari lintasan pintu palang," kata Budi.
Polisi menduga korban bunuh diri lantaran tidak kuat mengatasi persoalan hidupnya. Kapolsek Tambun, AKP Bobby Kusumawardhana, berpesan kepada warga untuk tidak mudah berpikiran sempit saat menghadapi masalah. "Untuk menghilangkan stres paling tidak mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Semua urusan pasti mendapatkan ridhonya," kata Bobby.