Rabu 19 Oct 2016 06:55 WIB

Petani Gaza Gembira Sambut Panen Zaitun

Petani Palestina memanen buah zaitun di ladang.
Foto: Lazar Simeonov/Al Jazeera
Petani Palestina memanen buah zaitun di ladang.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA -- Buat ribuan petani di wilayah Palestina Jalur Gaza, musim panen buah zaitun adalah kesempatan untuk memperoleh uang di tengah kondisi hidup dan ekonomi menyedihkan akibat pembatasan Israel atas gerakan orang dan barang.

Keluarga Kamal Obaid, dari Kota Gaza, bekerja bahu-membahu dalam memanen kebun zaitun mereka dengan luas delapan donum (satu donum sekitar 900 meter persegi lebih sedikit), di tengah suasana gembira. Di Jalur Gaza, daerah kantung kecil yang dikuasai oleh Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS), industri zaitun telah menjadi usaha utama buat ribuan petani.

Musim panen dirayakan secara besar oleh petani --yang menghabiskan sepanjang tahun untuk merawat pohon tersebut guna memastikan panen berlimbah buah zaitun dan produksi minyak zaitun dengan sangat bagus. Setiap anggota keluarga Obaid, dari kakek sampai cucu, bersama-sama menyingsingkan lengan baju dan berusaha memanen pohon zaitun mereka.

Saat kaum lelaki memanen buah zaitun dengan menggunakan tangga panjang, kaum perempuan membantu dengan melakukan tugas lain Sementara sebagian menyiapkan teh buat keluarga mereka, yang lain duduk di tanah dan memunguti buah zaitun serta menaruhnya untuk dijual.

Lelaki yang berusia 56 tahun itu percaya musim tahun ini adalah yang terbaik selama beberapa dasawarsa. "Musim tahun ini sungguh luar biasa. Ini lebih bagus dibandingkan dengan tahun lalu. Musim lalu, seluruh produksi kebun ini tidak lebih dari 200 kilogram, tapi satu pohon dapat memproduksi sangat banyak musim ini, sungguh luar biasa," kata Obaid saat ia mengumpulkan buah zaitun segar, kepada Xinhua, Rabu (19/10).

Musim panen buah Zaitun di bagian lain wilayah Palestina dimulai pada awal Oktober sampai akhir November. Kebanyakan petani menjual tanaman mereka sebagai buah segar di pasar lokal, sedangkan yang lain membawa produksi mereka tempat pengolahan untuk dibuat minyak.

Puluhan ribu pohon zaitun, yang dipandang sebagai lambang kebudayaan Palestina, telah dicabuti oleh tentara Israel selama konflik militer dengan kelompok Palestina bersenjata dalam beberapa dasawarsa belakangan di Jalur Gaza.

Wilayah tersebut juga menghadapi blokade ketat Israel sejak HAMAS melalui kekerasan mengambil-alih wilayah itu, setelah mengusir tentara Pemerintah Palestina pada 2007. Blokade Israel telah membuat dua juta warga Jalur Gaza terperosok makin jauh ke dalam kemiskinan dan angka pengangguran mencapai 43 persen. Dalam beberapa tahun belakangan, Israel dan HAMAS telah terlibat dalam tiga perang besar yang merenggut ribuan nyawa orang Palestina.

Menurut data resmi, perang Israel terhadap Jalur Gaza pada 2014 menghancurkan 10 ribu donum lahan yang ditanami buah dan tanaman lain, 5.000 di antaranya ditanami pohon zaitun.

Obaid adalah salah satu petani yang kehilangan sebagian pohon zaitun mereka dalam perang itu. Obaida menambahkan pohon yang dicabuti berusia lebih dari 60 tahun, dan mengatakan itu adalah kerugian sangat besar sebab pertanian adalah sukmber utama penghasilan buat keluarga besarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement