REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui ada ketidaksempurnaan dalam desain rusun Jatinegara Barat. Sebab, rusun Jatinegara Barat tersebut merupakan hasil pekerjaan pihak Dinas PU.
"Nah kamu harus liat desain terbaru, kita bangun di Daan Mogot termasuk Rawa Bebek. Itu standar yang baru. Ukuran (rusun) pun (tipe) 36. Dia juga green building, listrik segala macam, gas, termasuk pembuangan air limbah kita atur. Jadi secara bertahap," ujar Ahok di Balai Kota, Rabu (18/10).
Maka, Ahok mengatakan, warga yang berhak tinggal di rusun baru adalah penghuni rusun lama. Mereka boleh memilih satu lantai yang sama.
"Jadi dia tetanggaan teman saudaranya sendiri. Jadi sistem baru undi kita bukan masing-masing, kita sekarang tinggal di blok ini, begitu diundi beda-beda blok, begitu mau pinjam beras, minta goreng susah loh. Kalau sama tetangga kan enak, pinjam cabai, garam, langsung tok-tok sebelah. Kalau langsung pindahin orang baru kan masih jaim, terus titip anak gimana. Kalau saudara kan enak, mau pergi titip. Makanya kita sekarang ubah polanya," katanya.
Orang nomor satu DKI Jakarta ini mengatakan sedang membangun tujuh tower rusun menggunakan lift di Daan Mogot. "Jadi dia kaya beli cluster aja, mau kamu satu keluarga satu lantai, tapi yang undi satu orang kan. Mau lantai berapa kamu pindah," ujarnya.