REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Pertempuran untuk merebut kembali Mosul dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diperkirakan memakan waktu selama dua bulan. Serangan ofensif yang dilakukan pasukan pemerintah itu didukung Peshmerga Kurdi dan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS). Saat ini pertempuran memasuki hari kedua.
Menurut Komandan Militer Peshmerga Sirwan Barzani, pasukan secara keseluruhan dapat memasuki kota dalam waktu dua pekan. Namun, yang akan langsung masuk ke pusat Mosul adalah pasukan pemerintah Irak bersama dengan polisi nasional. Hal ini dilakukan di tengah kekhawatiran isu sektarian.
Secara keseluruhan, terdapat 94 ribu anggota pasukan keamanan Irak, Pashmerga dan kelompok pasukan dari organisasi minoritas yang bertempur bersama untuk memukul mundur ISIS. Selama dua tahun, kelompok militan itu telah menguasai salah satu kota terbesar Irak tersebut.
Saat ini, seperti dikutip CNN, Rabu (19/10), dilaporkan pasukan keamanan Irak telah membuat kemajuan di dekat wilayah timur dan selatan Mosul. Selain itu, operasi untuk membersihkan ISIS juga dilakukan di Qaraqosh, kota di sekitarnya yang juga dikuasai kelompok teroris itu.
Kemajuan didapatkan oleh pasukan di wilayah utara Mosul. Dengan dukungan dari 90 koalisi dan pesawat Irak, mereka berhasil merebut kembali sekitar lebih dari 75 mil persegi tanah di kota dan sembilan desa yang dikuasai ISIS.
Mosul begitu siginifikan karena menjadi kota pertama yang dideklarasikan oleh ISIS. Sejak Juni 2014, kota itu menjadi benteng utama yang paling penting bagi eksistensi kelompok militan tersebut. Sejak beberapa waktu lalu, sejumlah kota di Irak seperti Ramadi, Tikrit, dan Fallujah telah direbut kembali oleh pasukan pemerintah.