REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu poin penting yang terjadi dalam peristiwa Isra dan Mi'raj Rasulullah SAW adalah tempat berpijaknya kaki Rasulullah saat akan naik ke langit dan menaiki buraq (kendaraan yang membawa Rasulullah SAW dan malaikat Jibril, sejenis baghal yang lebih kecil dari kuda namun lebih besar dari keledai), yakni sebuah batu (al-Shakhra).
Batu itu terletak di sekitar Masjid al-Shakhra (kubah batu) yang juga dijuluki dengan nama Dome of the Rock. Masjid ini dibangun atas perintah Khalifah Umar bin Khattab RA, pada tahun 15 H/636 M, ketika tentara Islam berhasil menaklukkan Palestina (Yerusalem) dari tangan Israel. Karenanya ada pula yang menyebutnya dengan nama Masjid Umar. Dan hingga kini, batu itu tersimpan dengan baik didalam Masjid Kubah Batu tersebut.
Banyak pihak yang mengaitkan batu tempat berpijak kaki Rasulullah SAW dan tambatan buraq tersebut dengan cerita-cerita mistik, yaitu batu terapung. Konon disebutkan, batu itu dulunya juga ingin ikut naik bersama Rasulullah SAW, namun beliau melarangnya. Karena sudah sempat naik (mengambang), Rasulullah memerintahkannya untuk berhenti, sehingga menjadi terapung.
Cerita ini diungkapkan oleh banyak pihak untuk merusak keimanan umat Islam. Bahkan, di internet banyak beredar foto-foto batu yang seolah-olah terapung (mengambang). Padahal, foto 'mengambang' itu merupakan hasil rekayasa. Karena sesungguhnya, pada batu itu terdapat penyangga dibawahnya. Wa Allahu A’lam.