Kamis 20 Oct 2016 00:31 WIB

Lahan Gambut Sumsel Seluas 170 Ribu Hektare akan Dipetakan

Rep: Maspril Aries/ Red: Budi Raharjo
 Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Ilir melakukan pemadaman kebakaran lahan gambut dari udara di Daerah Sei Rambutan, Ogan Ilir, Indralaya, Sumatera Selatan, Kamis (17/9).  (Antara/Nova Wahyudi)
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Ilir melakukan pemadaman kebakaran lahan gambut dari udara di Daerah Sei Rambutan, Ogan Ilir, Indralaya, Sumatera Selatan, Kamis (17/9). (Antara/Nova Wahyudi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) menjadi daerah pertama di Indonesia yang melakukan pemetaan menyeluruh lahan gambut. Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead menyatakan, pemerintah akan melakukan pemetaan menyeluruh lahan gambut di wilayah Sumsel.

“Pemetaan akan menggunakan teknologi canggih, terbaru, mudah dan murah. Pemetaan dilakukan secara lengkap serta detail hingga kedalaman tertentu dari lahan gambut,” kata Nazir saat diskusi mengenai survei pemetaan lahan gambut antara Pemerintah Provinsi Sumsel dan BRG yang didukung Pemerintah Norwegia, Rabu (19/10).

Hadir di acara itu Gubernur Sumsel Alex Noerdin dan Stig Traavik wakil dari Kedutaan Besar Norwegia. Nazir menjelaskan, pemetaan lahan gambut di seluruh Indonesia akan dilakukan di enam provinsi dan menjadi yang pertama adalah Provinsi Sumsel dengan lahan gambut seluas 170 ribu hektare.

Dengan pemetaan, BRG akan membuat suatu data digital dalam bentuk peta dan foto terkait restorasi lahan gambut yang bisa digunakan untuk mendukung kebijakan pemerintah terkait pengelolaan lahan gambut. “Ini akan menjadi dasar dari perencanaan restorasi, pertengahan November bisa selesai. Dan ini merupakan inisiasi pemetaan secara lengkap,” ujarnya.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan, dari 350 ribu hektare lahan gambut di Sumsel, separuhnya mengalami kerusakan. “Pemetaan sampai kedalaman tertentu, baru nanti direstorasi,” ujarnya.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement