REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarief Hasan akan menjadi keputusan yang pantas dan tepat jika Ruhut Sitompul memilih mundur dari Demokrat. Ruhut tidak hanya mengundurkan diri sebagai anggota Partai Demokrat, tapi juga harus melepaskan keanggotaannya sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
"Ya (mengundurkan diri) itu lebih bagus, persoalannya akan selesai. Tidak perlu ada yang dipertayakan lagi. Sudah selesai dengan sendirinya," ujar Syarief Hasan di Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Rabu (19/10).
Syarief Hasan menambahkan, apabila dia memilih mengundurkan diri tanpa harus dikeluarkan, maka dia sudah menyelesaikan masalahnya. Apalagi saat ini Ruhut sendiri sedang menjalani proses di Komisi Pengawas (Komwas) Partai Demokrat dan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.
Sebelumnya, Demokrat menilai Ruhut telah melampaui batas karena memilih sikap berbeda dengan keputusan partai terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Ruhut memilih mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat daripada pasangan yang diusung Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Tak hanya itu, Ruhut juga menerima tawaran menjadi tim pemenangan Ahok-Djarot. Ruhut juga terancam terkena sanksi dari MKD DPR RI setelah ada laporan seorang pengacara bernama Ach Supyadi atas dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Ruhut.
Ruhut dituduh melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) “Dalam waktu dekat kita panggil pak Ruhut. Semoga tidak ada halangan,” harap Wakil Ketua MKD, Sarifuddin Sudding, beberapa waktu lalu.