REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga bantuan bersiap siaga untuk menghadapi topan terbesar selama tiga tahun terakhir mengancam Filipina, Rabu (19/10). Topan tersebut akan terjadi sehari berikutnya dengan perkiraan dapat menyebabkan kerusakan besar.
Risiko Badai Tropis mencatat Topan Haima dalam kategori 5 dengan skala 1 hingga 5 dan dapat menyebabkan banjir, tanah longsor, dan gelombang hingga 5 meter (16,5 kaki). Pihak berwenang Filipina mengeluarkan tanda peringatan badai di wilayah utara dan selatan pulau utama Luzon serta memerintahkan evakuasi bersamaan dengan pembatalan jadwal penerbangan dan larangan berwisata bahari.
Warga Filipina Bersiap Menghadapi Topan Haima
Organisasi 'Save the Children' menyatakan pihaknya memiliki persediaan barang bantuan, termasuk perlengkapan darurat di tempat penampungan, peralatan kesehatan, air, dan peralatan sanitasi, disimpan di gudang dan siap dikirim. "Topan Haima berembus kuat di wilayah utara Filipina dan kelihatannya bisa menyebabkan kerusakan parah di rumah-rumah dan infrastruktur masyarakat," kata Direktur Lembaga Bantuan bagi Filipina, Ned Olney.
Olney menyatakan bahwa lembaga amal bagi anak-anak tersebut memperhatikan dampak badai tersebut terhadap anak-anak yang sangat rentan selama masa darurat. Palang Merah Filipina menyatakan bahwa stafnya dan tim tanggap darurat berada dalam kewaspadaan tinggi dan siap disiagakan saat Haima berdampak signifikan terhadap faktor kemanusiaan jika masih dibutuhkan.
Lembaga bantuan tersebut bekerja sama dengan Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah (IFRC) untuk menyiapkan terpal, selimut, matras, dan kebutuhan pokok lainnya bagi 20 ribu keluarga. Topan Haima menunjukkan ancaman serius terhadap ketahanan pangan daerah karena Luzon Tengah merupakan daerah penghasil beras terbesar di negara itu.
"Sebagian besar sungai di negara itu dan daerah cekungan juga berada di Luzon yang akan meluap jika hujan deras terus-menerus," kata IFRC dalam pernyataannya.
Lembaga penyantun anak-anak Plan International juga menyatakan kesiapsiagaan membantu memberikan pangan, penampungan, air bersih, dan sanitasi dasar kepada sejumlah keluarga di jalur topan secepat mungkin.
Haima mendekati Filipina bersama angin berkekuatan maksimal 225 kilometer per jam dan embusan 315 kilometer per jam, demikian menurut kantor biro cuaca.
Filipina merupakan salah satu negara dari beberapa negara di dunia yang diterjang badai terbesar dan mengalami rata-rata 20 topan setiap tahun. Haima merupakan topan ke-12 yang menyerang negara di kawasan Asia Tenggara itu pada tahun ini. Topan Super Haiyan menghancurkan Filipina tengah pada 2013 dan menewaskan sedikitnya 6.000 orang.