REPUBLIKA.CO.ID, Pada 20 Oktober 1603 warga Cina di Filipina melakukan pemberontakan. Pemberontakan tersebut dikenal dengan nama Pemberontakan Sangley. Seperti dilansir On This Day, dalam pemberontakan itu, sebanyak 23 ribu warga Cina tewas terbunuh.
Uskup Agung Manila, Miguel de Benavides, kala itu mencurigai warga Cina ingin menguasai Filipina. Ini menimbulkan kemarahan rakyat Filipina dan tentara Spanyol.
Gubernur Jendral Filipina, Luis Perez Dasmarinas, langsung memimpin pembasmian pemberontakan Cina. Ia memimpin tentara yang terdiri dari orang Spanyol dan orang Filipina. Ia mengatakan, hanya butuh 25 orang Spanyol untuk menghentikan pemberontakan Cina di Filipina.
Dalam pertempuran melawan pemberontakan Sangley, Dasmarinas dan tentaranya tewas terbunuh. Cina memenggal kepala ratusan tentara Spanyol.
Namun pemberontakan tersebut akhirnya bisa dipadamkan oleh Spanyol yang dibantu oleh rakyat Filipina dan tentara Jepang. Tentara Jepang menghabisi Cina tanpa ampun.