REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina, Xi Jinping bertemu dengan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte di Beijing, Kamis (20/10). Duterte tiba di ibu kota Cina itu sejak Selasa bersama dengan sedikitnya 200 perwakilan bisnis.
Xi berharap kunjungan kenegaraan ini bisa membantu meningkatkan hubungan kedua negara. Rombongan Duterte berharap bisa membentuk aliansi komersial baru yang saling menguntungkan.
Selama pertemuan di Balai Agung Beijing, Xi berkata pada Duterte bahwa rakyat Cina dan Filipina adalah bersaudara. Sehingga kedua pihak harus menangani sengketa yang ada dengan layak.
Xi tidak menyebut spesifik soal Laut Cina Selatan. "Saya harap kita bisa mengikuti keinginan rakyat dan menggunakan kunjungan ini sebagai kesempatan untuk mendorong hubungan Cina-Filipina kembali bersahabat," kata Xi.
Duterte pun menekankan harapannya untuk memperkuat hubungan. Ia menyebut kunjungannya ini sangat signifikan dan mengindikasikan musim semi dalam hubungan kedua negara.
"Sejak beberapa abad lalu, Cina adalah teman Filipina dan akar hubungan kita dalam dan tidak mudah rusak," kata Duterte pada Xi. Nada bicara Duterte di Beijing tampak berbeda dan lebih lembut dibanding jika bicara soal Washington.
Duterte juga tampak tidak mengungkit putusan arbitrase pengadilan internasional yang melawan Cina. Beijing pun tampak mendukung Manila dalam upayanya memerangi narkoba.
Baca juga, Duterte Menyesal Hina Obama.
Dilansir BBC, kedua negara akan menyepakati sejumlah perjanjian perdagangan. Duterte juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Li Keqiang dan Ketua National People's Congress Zhang Dejiang.
Dalam wawancara dengan media Cina, Duterte mengaku butuh bantuan dari Beijing. Ia juga ingin menghapus titik hitam dalam persahabatan dua negara. Menurutnya, ini adalah titik awal baru dalam hubungan bilateral kedua negara.