REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Indonesia (BEM SI) menggelar aksi demo di kawasan Istana Negara, tepatnya di depan kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (20/10).
Koordinator Lapangan Aksi Nasional BEM SI, Rizky Fajrianto mengatakan, dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, mahasiswa menuntut agar menindak tegas mafia kasus kebakaran hutan dan lahan. Kemudian, mahasiswa juga menolak reklamasi untuk Benoa dan Teluk Jakarta, menolak amnesti pajak yang tidak pro rakyat, dan menolak perpanjangan izin ekspor konsentrat setelah Januari 2017 dan komitmen terhadap usaha hilirisasi minerba. Selain itu, mereka juga menuntut Jokowi agar mencabut hukum kebiri dan selesaikan akar permasalahan kejahatan seksual pada perempuan dan anak.
"Inilah lima tuntutan reformasi mahasiswa atau yang kami singkat dengan literasi mahasiswa," ujar Rizky di lokasi massa aksi, Kamis (20/10)
Menurut dia, aksi tersebut digelar sebagai bentuk konsistensi BEM SI untuk menjadi mitra kritis pemerintah sekaligus poros tengah yang menyambungkan lidah rakyat. Mahasiswa tersebut berasal dari 44 universitas yang ada di Indonesia, seperti di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Selaten, Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah dan Barat, Kalimantan Timur dan Selatan, Bali dan Nusa Tenggara, serta Papua.
Saat ini, diketahui ada sekitar 20 mahasiswa yang sedang bernesosiasi ke dalam Istana Negara. Mereka mengupayakan lima tuntutan mereka tersebut. Sementara, sejumlah massa aksi masih tetap melakukan orasi dengan dikawal ratusan polisi.