REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo sudah menerima laporan kasus kekerasan yang dilakukan seseorang yang diduga mempunyai keterkaitan dengan kelompok radikal di Kabupaten Tangerang, Banten. Laporan disampaikan langsung Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
"Laporan bahwa memang ada seseorang yang diduga mempunyai keterkaitan dengan kelompok radikal," kata Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (20/10).
Ia menyebutkan pihak kepolisian saat ini sedang mendalami kasus itu termasuk kemungkinan adanya keterkaitan dengan kelompok radikal. "Yang bersangkutan melakukan penyerangan kepada polisi tapi akhirnya tertembak, sedang didalami apakah yang bersangkutan kelompok atau individu atau simpatisan perorangan, nanti Kapolri yang akan menyampaikan," kata Pramono Anung.
Sebelumnya tiga anggota polisi menjadi korban penusukan orang tak dikenal di kawasan Sekolah Pendidikan Yuppentek Cikokol, Kota Tangerang, Banten. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono mengatakan, ketiga anggota polisi tersebut yakni Kompol Efendi yang merupakan Kapolsek Tangerang Kota dengan luka tusuk di torak jantung dan dirujuk ke RS Siloam.
Iptu Bambang Haryadi selaku Kanit Dalmas Polres Metro Tangerang Kota dengan luka di bagian dada sebelah kiri dan punggung kiri. Kini sudah dibawa ke RSUD Tangerang. Bripka Sukardi sebagai anggota Satlantas Polsek Benteng Tangerang dengan luka di punggung kanan dan lengan kanan dan dibawa ke RSUD Tangerang.
Kombes Awi menyebutkan lokasi kejadian sudah diberi garis polisi dan dijaga ketat petugas polisi dari Polres Metro Tangerang Kota. Sementara itu, untuk kronologis kejadian yakni pelaku menyerang korban dengan membabi buta menggunakan golok. Setelah ada polisi yang terluka, anggota polisi lainnya kemudian melumpuhkan pelaku dengan menembak kakinya dan berhasil diamankan. Kepolisian masih melakukan penyidikan untuk mengetahui motif penyerangan itu.