Kamis 20 Oct 2016 18:38 WIB

Masyarakat Jabar Masih Minim Konsumsi Pangan Selain Beras

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Beras, ilustrasi
Foto: Antara
Beras, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Konsumsi masyarakat Jawa Barat atas bahan pangan selain beras dinilai masih rendah. Berdasarkan data dari Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Jabar, indeks Pola Pangan Harapan (PPH) masyarakat Jabar pada tahun 2015 berada di angka 81 poin.

Meski meningkat 1,7 poin dari kondisi di tahun 2014, indeks PPH 100 poin belum tercapai. Pasalnya, tingkat konsumsi masyarakat terhadap kelompok pangan selain beras masih rendah.  "Selama ini ketika makan yang ada di pikiran masyarakat adalah nasi, itu yang perlu dirubah dan diperbaiki oleh kita,” kata Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.

Menurutnya, untuk pangan hewani indeks PPH nya diangka 21,2 poin. Padahal idealnya berada pada poin 24 poin. Sementara untuk sayur dan buah di angka 21,9 poin dengan kategori ideal adalah 30 point.

Kondisi demikian dikatakannya patut diubah. Pasalnya Jawa Barat seharusnya merupakan daerah penghasil protein hewani terbesar di Indonesia selain karbohidrat.

"Boleh jadi masyarakat kita ini salah pola konsumsi, bukan tidak ada pangannya. Stok pangan di Jabar aman karena dalam konteks karbohidrat kita penghasil terbesar di Indonesia, dalam konteks protein hewani juga sebetulnya aman banget karena daging sapi meskipun kalah dari Provinsi lain tapi daging ayam, ikan air tawar kita paling banyak,” tuturnya.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk mengubah pola pangan. Agar tidak terpaku hanya mementingkan asupan karbohidrat lewat nasi tapi tidak diimbangkan dengan sumber pangan lainnya. Seperti memperkaya gizi pangan dengan asupan susu, ikan, ataupun telur, dan sayur mayur.

Selain itu, Aher pun menginginkan masyarakat untuk memelihara sumber-sumber pangan selain tumbuhan, buah-buhan, sayuran dan padi. Yaitu dengan mencoba beternak itik, ayam, domba dan sapi.

Selain itu mencukupi kebutuhan pangan, hewan ternak dapat menjadi alternatif tambahan penghasilan. Karena dapat beranakpinak terus menerus. “Saya kira ini sangat bagus sehingga ternaknya bisa untuk skala usaha,” katanya.

Hal ini sesuai dengan strategi pangan Jawa Barat yang ingin beralih ke protein hewani. Jawa Barat pun ditargetkan memiliki 90 juta ekor domba, dua kali perbandingan dari jumlah penduduknya yang berjumlah 46 Juta jiwa.

Ia pun mencanangkan gerakan minum susu, makan ikan dan telur puyuh. Upaya ini disebutkan untuk meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat terhadap kelompok pangan selain beras dan mengubah paradigma ketahanan pangan dari karbohidrat menjadi ketahanan pangan berbasis protein hewani. "Sehingga akan memperkokoh kedaulatan pangan di Jabar," ujarnya.

Sebelumnya, pada peringatan Hari Pangan se-Dunia ke-36 Tingkat Provinsi Jawa Barat yang dipusatkan di Gor Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi, Rabu (19/10) kemarin, Gubernur menggelar kegiatan gerakan minum susu, makan ikan dan telur puyuh diikuti oleh 110 ribu orang dan memecahkan rekor Muri tahun sebelumnya yaitu 100 ribu orang. Peringatan kali ini mengangkat tema “Jabar Bersatu Membangun Kedaulatan Pangan Berkelanjutan Mengantisipasi Era Perubahan Ikilm”.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement