REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peraih hadih Nobel Perdamaian termuda dari Pakistan Malala Yousafzai mengajak umat Muslim untuk menghormati dan mematuhi ajaran Islam yang sebenarnya. Hal tersebut ia sampaikan dalam sebuah pidato di Uni Emirat Arab (UEA) pada Rabu (19/10), kemarin.
Malala yang kini berusia 19 tahun juga mendesak umat Islam dunia untuk bersatu bergandengan tangan dalam memperjuangkan perdamaian sesuai yang telah diajarkan dalam Islam. “Kita tidak bisa membicarakan tentang masa depan negara kita tanpa menyerukan diakhirinya peperangan,” katanya dikutip Arab News, Kamis (20/10).
Tak dapat dipungkiri, menurut Malala, sebagian besar korban dari konflik yang terjad di Timur Tengah adalah umat Muslim. Bahkan, lanjutnya, lebih dari 500 ribu anak di Mosul sekarang sedang berada di bawah ancaman yang akan digunakan sebagai perisai manusia.
Malala mengatakan, perempuan yang terdidik bisa dijadikan sarana untuk membawa perdamaian dan kemakmuran bagi negara. Dia juga menekankan, perlunya pria memberikan dukungan kepada perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Malala, dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian setelah ia mampu bertahan hidup setelah ditembak dalam upaya pembunuhan di bus sekolah di Lembah Swat, Pakistan, pada Oktober 2012. Malala memperjuangkan hak perempuan dengan membantu proyek-proyek pendidikan remaja perempuan di negara-negara berkembang.
Malala dianugerahi Nobel Perdamaian bersama dengan India Kailash Satyarthi yang juga merupakan seorang aktivis pendidikan.