Jumat 21 Oct 2016 11:32 WIB

In Picture: Peparnas XV 2016: GoalBall Bermain Bola tanpa Hiruk Pikuk

.

Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Atlet Paralimpik Goalball Jabar Nurul I melempar bola ke arah lawannya tim Goalball Sumsel saat pertandingan Goalball Putri pada Pekan Paralimpik Nasional XV 2016 di Sport Jabar Arcamanik, Kota Bandung, Kamis (20/10). (FOTO : Mahmud Muhyidin)

Bola yang digelindingkan ke arah gawang dan tim lawan dapat memperkirakan arah datang bola. (FOTO : Mahmud Muhyidin)

Bola yang menggelinding ke arah gawang akan mengeluarkan bunyi bel yang terdapat pada bola (FOTO : Mahmud Muhyidin)

Atlet Paralimpik goalball Jabar putri tengah bersiap untuk bertanding melawan tim Sumsel (FOTO : Mahmud Muhyidin)

Gol terjadi saat bola melintasi garis gawang 1:0. Jika perbedaan angka mencapai 10 point pertandingan dapat dihentikan (FOTO : Mahmud Muhyidin)

Atlet Paralimpik Goalball Jabar Nita S dan Een F berusaha mengkap bola dari lawannya tim Goalball Sumsel saat pertandingan Goalball Putri pada Pekan Paralimpik Nasional XV 2016 (FOTO : Mahmud Muhyidin)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Salah satu cabang olahraga yang pertama dipertandingkan di ajang Perparnas adalah Goalball. Olahraga yang dikembangkan bagi veteran Perang Dunia II yang terganggu pandangannya. Goalball sejatinya adalah olahraga bagi atlet tuna netra. 

 

Dua tim beranggotakan 3 orang berhadapan di lapangan berukuran 9 x 18m dengan gawang di sisi 9m. Kedua mata mereka ditutup total. Bola yang digunakan memiliki bel di dalamnya  sehingga akan berbunyi saat bola tersebut dilemparkan. Bunyi inilah yang membantu atlet untuk mengetahui di mana posisi bola

 

Satu lagi yang unik. Suasana lapangan pertandingan goalball harus realtif senyap. Karena kebutuhan atlet untuk bisa menentukan posisi bola berdasarkan bunyi bel pada bola. Masing-masing tim menentukan posisi mereka dengan meraba garis lapangan yang dibuat timbul. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement