REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku penyerangan tiga polisi di Tangerang, Banten, SA (22) merupakan anggota jaringan kelompok Jamaah Anshor Daulah Khilafah Nusantara (JADKN), pimpinan Aman Abdurrahman.
"SA bagian dari sel jaringan Aman Abdurrahman," kata Kadivhumas Polri Irjen Polisi Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/10).
Menurut Irjen Boy, Sultan yang merupakan anak bungsu dari empat bersaudara ini kegiatannya jarang terpantau keluarganya. "Keluarga berusaha mengawasi, tapi dia (SA) tertutup. Bilang bekerja ternyata tidak, sering pergi dari rumah," katanya.
Dari hasil penyelidikan sementara, diketahui bahwa SA pernah berkunjung ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah bersama dengan pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Alquran Anshorullah, mendiang Ustadz Fauzan Al-Anshori pada Juni 2015. "Dia pernah datang ke Nusakambangan membesuk Aman Abdurrahman," katanya.
SA juga diketahui bergabung dengan Pondok Pesantren Tahfidz Alquran Anshorullah yang terletak di kecamatan Cisaga, Ciamis, Jawa Barat. Pada rentang Juni-Oktober 2015, SA aktif mendalami agama di ponpes tersebut. Kemudian orang tua dan kakak kandung SA mendatangi ponpes tersebut pada Oktober 2015 untuk mencari SA.
"SA akhirnya dijemput (keluarganya) tapi kemudian sempat melarikan diri," katanya.
Pada Kamis (20/10) pagi, tiga anggota polisi menjadi korban penusukan orang tak dikenal di Pos Lantas Jalan Perintis Kemerdekaan, kawasan sekolah pendidikan Yuppentek, Cikokol, Tangerang. Ketiga anggota polisi tersebut yakni Kompol Efendi yang merupakan Kapolsek Tangerang Kota dengan luka tusuk di torak jantung dan dirujuk ke RS Siloam.
Iptu Bambang Haryadi selaku Kanit Dalmas Polres Metro Tangerang Kota dengan luka dada di kiri dan punggung kiri. Kini sudah dibawa ke RSUD Tangerang.
Bripka Sukardi sebagai anggota Satlantas Polsek Benteng Tangerang dengan luka di punggung kanan dan lengan kanan dan dibawa ke RSUD Tangerang.