REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Brigjen Hamidin mengatakan rekrutmen anggota ISIS melalui media sosial. Hal ini berbeda dengan cara yang dilakukan teroris Alqaidah pimpinan Osama bin Laden.
Menurut Hamidin, di masa teroris berafiliasi dengan Alqaidah cara merekrut anggotanya harus dengan bertatap muka langsung. "Jadi dibai'at dulu di hadapan anggota jaringannya," ujar Hamidin saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (21/10).
Kondisi tersebut, lanjutnya, berbeda dengan cara rekrutmen jaringan ISIS Suriah dan Irak saat ini. Untuk menjadi anggota ISIS hanya perlu berkomunikasi melalui website atau via media sosial lainnya. "Jadi sekarang cukup dengan statement via sosmed. Mengapa? Karena sosmed tidak ada batasan negara dan sulit menentukan yurisdiksi hukum," jelasnya.
Cara ini memiliki dampak yang lebih besar. Teroris pun bisa melakukan banyak hal tanpa perlu bertatap muka.
"Melalui internet teroris bisa juga melakukan propaganda, rekrutment, pelatihan modul, perencanaan, pelaksanaan, dan rencana pelaksanaan termasuk mencari donasi," kata dia.