Jumat 21 Oct 2016 16:15 WIB

Majelis Taklim Beri Ruang Ibu-Ibu Menimba Ilmu

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko
Majelis Taklim ibu-ibu Muslimah (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supri
Majelis Taklim ibu-ibu Muslimah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Majelis Taklim merupakan lembaga pendidikan non formal namun kehadirannya di tengah masyarakat sangat memiliki peran penting. Ibu-ibu yang sudah tidak memiliki kesempatan untuk menimba ilmu di pendidikan formal, mereka dapat belajar di majelis taklim.

"Ibu-ibu adalah madrasah utama bagi anak-anaknya, jadi kalau ibu ini berpikiran cerdas mempunyai wawasan yang luas, saya yakin anak-anakanya akan menjadi anak yang cerdas dan punya pikiran luas," kata Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Syifa Fauzia kepada Republika.co.id di Pesantren As-Syafiiyah, Kota Bekasi  Jumat (21/10).

Ia menerangkan, sangat penting kehadiran BKMT di tengah-tengah masyarakat. Sebab, BKMT menjadi garda terdepan dalam pembangunan generasi muda untuk meningkatkan moral dan akhlak. Majelis taklim dapat menjadi sumber ilmu bagi orang-orang yang sudah tidak bisa kuliah lagi. Bisa mewadahi orang-orang yang sudah tidak ada waktu untuk menuntut ilmu lebih tinggi lagi.

Majelis taklim diselenggarakan sepekan sekali atau dua kali. Setiap pertemuan, ibu-ibu dapat mendengarkan tausiyah. Menurutnya, melalui tausiyah agama dapat melancarkan kehidupan bermasyarakat dan berkeluarga. "Menurut saya peran majelis taklim penting banget," ujarnya.

Ia mengatakan, majelis taklim sejauh ini sangat hidup di daerah dan kawasan pemukiman. Majelis taklim dapat berkontribusi untuk ikut mencerdaskan masyarakat karena dapat menjadi wadah belajar masyarakat. Akan tetapi, kalangan muda masih belum banyak yang berminat untuk mengikuti majelis taklim. Kendati demikian, di beberapa daerah berdasarkan pantauan BKMT sudah banyak kelompok generasi muda yang ikut majelis taklim.

Menurut Syifa, biasanya orang-orang di bawah usia 45 tahun belum mau ke majelis taklim. Kedepannya, diharapkan dengan usaha pengkaderan, BKMT dapat merangkul generasi muda agar lebih banyak lagi yang ikut majelis taklim. Untuk menarik minat generasi muda terhadap majelis taklim itu tantangan bagi BKMT.

"Kalau melihat di daerah, di Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan, antusias majelis taklim sangat terasa, meraka sangat solid sekali," ungkapnya.

Ia mengungkapkan, kedepannya majelis taklim akan lebih luas cakupan pembelajarannya. Tidak hanya memberikan pelajaran agama, tapi akan berusaha memberdayakan muslimah. BKMT ingin bekerjasama dengan kementerian, pemerintah, pihak swasta dan pihak-pihak yang bisa memberikan pelatihan dan penyuluhan. Misalnya memberikan penyuluhan kesehatan, pendidikan, keuangan, politik dan wawasan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement