Jumat 21 Oct 2016 20:29 WIB

Mantan Anggota Ungkap Kondisi Terkini Pasukan ISIS

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
Militan ISIS pamer senjata.
Foto: Reuters
Militan ISIS pamer senjata.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Mantan anggota ISIS dari Belgia, Yasin mengatakan, ia dan teman senegaranya Rachid telah bertempur memperebutkan kota Manbij, Qalamun, dan Aleppo di Suriah. Saat itu, mereka ikut memperkuat pasukan ISIS.

"Kami hanya tak suka Bashar al Assad dan ingin menjatuhkannya. Namun kami tak pernah ikut melakukan eksekusi dan memberikan hukuman yang kejam yang dilakukan ISIS kepada warga sipil," katanya seperti dilansir Independent, Jumat, (21/10).

Pada awalnya, ujar Yasin, ISIS hanya ingin menegakkan hukum syariah. Namun kemudian mereka semakin keras dan kejam. Bahkan akhirnya jadi melenceng dari aturan syariah yang sesungguhnya.

Menurut Yasin, saat ini ISIS selain terdesak di Mosul juga mengalami krisis keuangan sejak banyak wilayahnya hilang, terutama ladang-ladang minyak. Selain itu, Amerika dan Inggris memiliki kebijakan menolak membayar uang tebusan bagi warga negaranya yang ditangkap ISIS. Ini sangat merugikan keuangan ISIS.

Fotografer James Foley dan dua pekerja bantuan David Haines dan Alan Hemming yang ditangkap oleh ISIS tak dibayar tebusannya. Akhirnya mereka mati dipenggal oleh Emwazi.

Rachid menambahkan, ia tak setuju dengan pembunuhan sandera yang dilakukan oleh ISIS. Namun, ia yakin kalau uang tebusan dibayar sandera akan dibebaskan.

"Ada seorang wanita Jerman yang disandera ISIS, namun ia ditebus dengan uang sebesar 10 juta euro dan akhirnya dibebaskan, ini jauh lebih murah. Sebelumnya ada sandera dari Spanyol yang uang tebusannya mencapai 30 juta euro," katanya.

Saat ini, terang Rachid, ISIS selalu paranoid jika ada mata-mata yang masuk ke dalam ISIS. Jika ada anggota yang menentang pemimpin ISIS terkadang akan dicurigai sebagai mata-mata. "Makanya kami sangat berhati-hati, sebab kami orang asing. Mereka takut ada mata-mata dari barat masuk," katanya.

Baik Yasin dan Rachid dibayar 60 dolar AS per bulan untuk menjadi tentara ISIS. Mereka juga mendapatkan rumah gratis. Sedangkan bagi yang berkeluarga akan dibayari makanan dan kebutuhan lainnya.

Yasin dan Rachid jika kembali ke negaranya Belgia akan dihukum penjara yang sangat lama. Makanya mereka memilih pergi ke Turki dan mengasingkan diri dari keramaian. Mereka telah meninggalkan ISIS karena terlalu brutal.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement