Jumat 21 Oct 2016 22:53 WIB

Imam Besar Istiqlal: Kita Mestinya Bangga Sebagai Muslim Indonesia

Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar
Foto: dok pribadi
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Masjid Besar Istiqlal Jakarta, Prof Nasaruddin Umar, mengatakan, umat Islam di Tanah Air patut berbangga dan bersyukur karena tak sedikit negara di kancah dunia internasional banyak berkaca kepada keberhasilan Indonesia. 

“Sebagai WNI, kita bangga dalam XXX FORO IBEROAMERICANO di Santiago, Chili banyak disebut sebagai contoh negara berhasil mengatasi persoalan ekonomi dan politik dalam negeri,” katanya kepada Republika.co.id lewat pesan whatsapp di Jakarta, Jumat (21/10). 

Nasaruddin mengatakan, menguat dalam diskusi dengan sejumlah peserta, bahwa seandainya tidak ada Indonesia sebagai represantasi negara Muslim terbesar, sulit membendung anggapan Islam sebagai agama kekerasan. 

“Indonesia membuktikan bahwa Islam paralel dengan prinsip demokrasi, kesetaraan jender, HAM, toleransi, nation state, dan ekonomi modern,” katanya. 

Nasaruddin yang juga Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Jakarta saat ini tengah berada di mewakili Indonesia dalam konferensi tentang penjaminan yang berlangsung 20-21 tersebut, termasuk penjaminan syariah. 

Dari Chili, rencananya, sosok yang pernah menjabat mantan wakil menteri agama ini akan berangkat ke Yordania mengikuti konferensi internasional tahunan yang digelar Raja Abdullah II Yordania pada 23-25 Oktober mendatang.  

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement