REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) membantah terkait adanya laporan dari polisi atas nama Sultan Aziansyah dua bulan lalu. BNPT mengaku telah melakukan Pengecekan namun benar bahwa tidak ditemukan laporan tersebut.
"Sudah saya cek tidak benar informasi itu sebaiknya dikonfirmasi kepada yang memberitakan pertama kali ya," ujar Kepala BNPT Suhardi Alius saat dikonfirmasi Republika.co.id melalui pesan singkat di Jakarta, Sabtu (22/10).
Seperti diketahui sebelumnya Mabes Polri menyebutkan bahwa pelaku penyerangan anggota polisi di Jalan Perintis Kemerdekaan Tanggerang Kota atas nama Sultan Aziansyah sempat dilaporkan kepada BNPT dua bulan lalu oleh kakak kandungnya. Kakaknya merupakan anggota Polri yang bertugas di Polres Tangerang Kota.
Sultan Aziansyah diduga menjadi pengikut Jamaah Anshorut Daulah dengan (JAD) dengan pimpinan Aman Abdurrahman. Sultan terdeteksi mulai aktif menjalin komunikasi dengan pimpinan pondok pesantren Anshorullah di Ciamis yakni Faozan Al-Anshori.
Bersama Fauzan sultan terdekteksi sempat mengunjungi lapas Nusakambangan pada Juni 2015. Seperti diketahui di dalam lapas tersebut terdapat Aman Abdurrahman selaku pimpinan JAD.
Pada Kamis (20/10) pagi, tiga anggota polisi menjadi korban penusukan orang tak dikenal di Pos Lantas Jalan Perintis Kemerdekaan, kawasan sekolah pendidikan Yuppentek, Cikokol, Tangerang. Ketiga anggota polisi tersebut yakni Kompol Efendi yang merupakan Kapolsek Tangerang Kota dengan luka tusuk di torak jantung dan dirujuk ke RS Siloam.
Iptu Bambang Haryadi selaku Kanit Dalmas Polres Metro Tangerang Kota dengan luka dada di kiri dan punggung kiri. Kini sudah dibawa ke RSUD Tangerang.
Bripka Sukardi sebagai anggota Satlantas Polsek Benteng Tangerang dengan luka di punggung kanan dan lengan kanan dan dibawa ke RSUD Tangerang.