Sabtu 22 Oct 2016 10:44 WIB

Ekonom Asing Sebut Indonesia akan Jadi Negara Terbesar Keempat Dunia

Pembangunan ekonomi Indonesia
Foto: ANTARA
Pembangunan ekonomi Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Indonesia diproyeksikan menjadi negara terbesar keempat dunia pada tahun 2050, berdasarkan produk domestik bruto (PDB) dengan perhitungan keseimbangan kemampuan berbelanja per kapita.

"Indonesia diproyeksikan mengalami kenaikan sangat signifikan, yakni dari urutan kesembilan menjadi keempat dunia. Sementara Brasil naik dua peringkat, dari urutan ketujuh menjadi urutan kelima pada tahun 2050," kata Pakar Ekonomi dari Crawford School of Public Policy, Australian National University, Hal Hill saat ditemui di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (22/10).

Menurut dia, negara-negara besar yang tergolong maju saat ini belum tentu akan sama majunya di masa yang akan datang, karena pusat daya tarik dunia mulai bergerak dari kawasan Laut Atlantik ke kawasan Asia Pasifik. Ia mengatakan, berdasarkan proyeksinya ada lima negara yang akan menjadi negara terbesar, antara lain Cina, India, Amerika Serikat, Indonesia, dan Brasil, dimana tiga di antaranya berada di kawasan Asia.

Ia menuturkan, berdasarkan produk domestik bruto (GDP) dengan perhitungan keseimbangan kemampuan berbelanja (PPP) per kapita, Cina pada 2014, kemudian pada 2030 sampai 2050 akan tetap berada di urutan pertama. India dari urutan ketiga, akan naik dan bertukar posisi dengan Amerika Serikat yang berada di urutan kedua. 

Hill juga memaparkan, tentang bagaimana perubahan daya tarik ekonomi dunia sejalan juga dengan kemajuan ekonomi yang dialami oleh negara-negara di Asia Tenggara.

Salah satu laporan Bank Dunia, yakni Growth Commission Report mencatat, sedikitnya ada 13 negara dari 150 negara yang pertumbuhan ekonominya dibawah 10 persen selama 100 tahun. "Yang menarik adalah hampir semua negara di dalam kelompok tersebut berasal dari wilayah Asia. Dari Asia Timur, misalnya Cina, Hong Kong, Jepang, Korea, dan Taiwan. Sementara Asia Tenggara, misalnya Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand," kata Hill.

"Indonesia juga mulai mengejar. Kita tahu, pada tahun 1960-an, Indonesia sangat miskin namun mampu bangkit maju. Yang tidak maju menurut ukuran ini adalah Filipina karena selama lebih dari 60 tahun mengalami kemiskinan, jika dibandingkan dengan Amerika. Bangladesh dan Kamboja juga demikian," ujar Hill menambahkan.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement