Sabtu 22 Oct 2016 11:52 WIB

78 TKI Kembali Dideportasi Melalui PLBN Entikong

  Sejumlah TKI ilegal yang dideportasi dari Malaysia (ilustrasi).
Foto: Antara/Feri
Sejumlah TKI ilegal yang dideportasi dari Malaysia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK - - Sebanyak 78 TKI bermasalah kembali dideportasi oleh pihak Malaysia, melalui Pos Lintas Batas Negara Entikong, Kabupaten Sangggau.

 

"Ke-78 TKI bermasalah tersebut tiba di PLBN Entikong, Jumat (21/10) sekitar pukul 16.00 WIB, dari KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) Kuching Malaysia," kata Kapolsek Entikong, AKP Kartyana saat di hubungi di Entikong,  Sabtu (22/10).

Ia menjelaskan, begitu para TKI bermasalah itu tiba, langsung dilakukan pengecekan oleh P4TKI Entikong. Dari hasil pengecekan, para TKI bermasalah itu, dideportasi karena saat bekerja di Malaysia, gaji mereka tidak sesuai dengan yang dijanjikan sebelumnya, sehingga mereka mendatangi KJRI di Kuching Malaysia untuk meminta perlindungan.

Menurut Kartyana, setelah selesai dilakukan pengecekan dan pendataan, para TKI itu langsung dipulangkan menggunakan tiga bus ke Dinsos Provinsi Kalbar untuk di pulangkan ke daerah asal mereka. Adapun asal dari ke-78 TKI tersebut, di antaranya sebanyak 73 orang dewasa, dan lima anak-anak, yang terdiri dari sebanyak 31 orang dari Kalbar, dari Jawa Timur sebanyak 13 orang, NTB sebanyak 11 orang, Jabar dua orang, Sulsel sebanyak 19 orang, NTT sebanyak satu orang, dan Kaltim satu orang.

Sebelumnya, Pelaksana Fungsi Konsuler 1 KJRI Kuching, Sarawak, Windu Setiyoso mengatakan, beberapa bulan terakhir terjadi peningkatan jumlah TKI yang ditangkap oleh polisi Malaysia karena melanggar peraturan imigrasi. “Pemerintah Malaysia telah memperketat aturan yang berkaitan dengan Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI)," katanya.

Menurut Windu, tren baru yang muncul tidak hanya peningkatan jumlah tahanan, melainkan juga lama waktu mereka mendekam di penjara. Dia menyebutkan, mereka yang tertangkap biasanya divonis tiga hingga empat bulan, tetapi sekarang minimal 14 hingga 20 bulan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement