REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap pribadi memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan dan pemahaman agama. Termasuk untuk mereka yang memiliki keterbatasan.
Hal inilah yang menjadi perhatian Rumah Belajar Miranda (RBM) dengan menggelar pengajian rutin bagi saudara kita yang memiliki keterbatasan dalam mendengar (tunarungu). Bekerja sama dengan Majels Ta'lim Tuli Bisu, RBM menggelar pengajian rutin setiap hari Sabtu pertama dan ketiga setiap bulannya mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB.
Fajar Surya, koordinator program di Rumah Belajar Miranda, mengatakan, saat ini banyak para tunarungu yang memiliki kekurangan dalam pemahaman agama. Bukan karena niat dan keinginan mereka yang kurang, namun lebih kepada keterbatasan media dan fasilitas bagi mereka untuk mendapatkan ilmu agama.
"Karena jarang penceramah yang bisa bahasa isyaraat, masih sedikit," ujar Fajar Surya kepada Republika.co.id, Sabtu (22/10).
Kalaupun ada, tidak sedikit yang hanya menguasai bahasa isyarat dalam bahasa yang umum. Sedangkan di ilmu agama banyak kosakata yang harus diperdalam.
"Jadi pembelakan tentang agama mereka masih minim," ujarnya.
Hingga kini ada 75 anggota pengajian yang hadir di setiap kegiatan pengajian. Ia pun mengajak secara terbuka pada siapapun untuk bergabung dalam kegiatan pengajian tanpa pungutan biaya apapun.
"Selanjutnya nanti akan ada variasi pelatihan bagi tunarungu sehingga dapat berkarya dan independen secara ekonomi," kata dia.
Sementara ustaz Abdul Aziz dari Majelis Ta'lim Tuli Bisu mengakui masih sedikit media dan fasilitas yang bisa didapat tunarungu dalam memperoleh pendidikan agama. Bahkan di sekolah pun masih sedikit guru yang dapat memberikan ilmu agama.
"Karena di sekolah pun tidak ada yang bisa bahasa isyarat tentang agama," ujar Abdul Azis.
Untuk siapapun yang berminat mengikuti pengajian dapat menghubungi Rumah Belajar Miranda di 021-7248019 atau Fajar Surya 085217737333.